TB-News.com - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan
menyelesaikan kunjungannya ke Amerika Serikat (AS) lebih awal dan
membatalkan kehadirannya di makam petinju dunia Muhammad Ali untuk
memberikan penghormatan terakhir. Keputusan ini diambil di tengah kabar
tidak diberikannya izin menyampaikan pidato dan melaksanakan ritual
keagamaan saat upacara pemakaman.
Erdogan hadir saat Ali dimakamkan secara Islam pada Kamis, 9 Juni,
dan diharapkan untuk menghadiri upacara terakhir pada Jumat, 10 Juni, di
Louisville, Kentucky, AS, bersama para pemimpin dunia lainnya. Tapi,
dilansir Reuters, bironya mengatakan jika dia sudah meninggalkan AS Kamis tengah malam tanpa memberikan penjelasan apapun.
Laporan ini juga menyebut, saat mendoakan jenazah, Erdogan tidak
diperkenankan meletakkan potongan kain dari Kabah di atas peti jenazah,
begitu juga dengan Direktorat Kementerian Agama Turki yang juga tidak
diizinkan untuk membaca Al Quran.
Tak hanya itu, pihak penyelenggara pemakaman juga mengeluarkan
Erdogan dari daftar pembicara saat pemakaman, karena waktu yang
terbatas.
Meski demikian, Presiden Turki itu tetap memberikan pidatonya pada
acara makan malam yang diselenggarakan oleh warga Turki dan muslim
lainnya yang tinggal di AS. Dalam pidatonya ia menyebut Ali sebagai
‘suara dari orang-orang tertindas’.
“Fakta bahwa dia menjadi mualaf di usia 22 tahun di negara seperti AS
dan menjaga keyakinannya tanpa beralih dari jalan yang dia tahu
benar…membuat kami terkagum,” kata Erdogan seperti dikutip Reuters.
Kabar lain yang mengungkapkan adanya perselisihan antara petugas
rahasia AS dengan pengawal Erdogan karena masalah ruang tunggu. Namun
kabar itu dibantah oleh pejabat dari biro Erdogan yang menjelaskan jika
presiden telah menyelesaikan ritual keagamaannya dan memutuskan untuk
pergi.
viva
0 komentar:
Posting Komentar