TB-News.- ComPresiden Joko Widodo (Jokowi)
mengatakan, ketersediaan listrik saat ini sangat dibutuhkan oleh rakyat,
terlebih pada masyarakat desa yang memiliki usaha kecil seperti usaha
jahitan atau pembuatan kue. Selain itu, listrik juga dibutuhkan untuk
penerangan saat belajar di malam hari.
"Problem kongkrit seperti ini yang harus kita hadapi dan selesaikan bersama," ucap Jokowi usai acara Groundbreaking
Proyek Mobile Power Plant (MPP) Jeranjang (2 x 25 MW) di Kecamatan
Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu, 11
Juni 2016
Dalam keterangan pers yang diterima VIVA.co.id, Sabtu, 11
Juni 2016, Presiden Jokowi mengatakan, cukup baiknya pertumbuhan ekonomi
Indonesia di tengah perlambatan ekonomi global, diakui masih memiliki
sejumlah kekurangan. Hal tersebut, dapat terlihat dari masih banyaknya
daerah yang belum memiliki pasokan listrik.
Salah satu daerah tersebut adalah Provinsi NTB dan itu diakui sendiri
oleh Direktur Utama PLN, Sofyan Basir. "Di sini dan beberapa tempat
karena kurang (pasokan listrik), saya yakin masih ada yang byar pet. Kalau nambah daya pasti belum bisa dipenuhi," ujar Jokowi.
Untuk itu, dalam mengatasi hal tersebut PLN diharapkan dalam
menyelesaikan pembangunan MPP sebelum 30 Juli 2016 atau sebelum
dilangsungkannya MTQ ke-26 di NTB. "Tapi ini kan urusan mesin tidak
mudah, kalau bisa diusahakan. Tapi kalau tidak bisa tetap diusahakan."
Sistem kelistrikan di NTB terdiri dari tiga sistem yang terpisah,
yaitu sistem Lombok, sistem Sumbawa dan sistem Bima. Sistem Lombok
merupakan sistem terbesar dengan beban puncak mencapai ± 212 MW dan daya
mampu pasok ± 219 MW per Juni 2016.
Dengan tambahan 50 MW dari MPP Lombok, maka akan menambah keandalan
daya pasok sistem Lombok. Pembangunan MPP di Lombok ini menjadi salah
satu program strategis PLN yang tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2015-2024.
Hal ini juga menjadi bukti awal komitmen PLN terhadap pembangunan
infrastruktur kelistrikan di NTB yang masuk ke dalam program 35.000 MW.
MPP menjadi pilihan yang tepat untuk dapat segera menambah pasokan
kelistrikan di beberapa daerah, karena proses pengerjaannya yang tidak
memakan waktu lama.
Untuk MPP Lombok ini, PLN memperkirakan membutuhkan waktu kurang
lebih lima hingga enam bulan agar dapat beroperasi. MPP kali ini
dibangun sejak 8 Februari 2016, dan kini pembangunan proyek MPP telah
mencapai progres sebesar 70 persen.
Sofyan mengungkapkan, dengan masuknya MPP 50 MW dalam sistem Lombok
maka diperkirakan rasio elektrifikasi akan meningkat 73,83 persen per
April 2016 menjadi 78,16 persen pada Desember 2016. "Kami berharap
peningkatan rasio elektrifikasi ini bisa menjadi katalisator peningkatan
perekonomian masyarakat.”
viva
0 komentar:
Posting Komentar