Warga Tinggalkan Pengungsian Pengungsi korban
banjir meninggalkan lokasi posko pengungsian di GOR Otista, Jakarta
Timur, Senin (27/1). Surutnya banjir membuat beberapa warga mulai
meninggalkan lokasi pengungsian banjir dan kembali ke rumah mereka.
TB News - Dinas Kebersihan DKI Jakarta mencatat sampah yang
diakibatkan bencana banjir mulai 18 hingga 26 Januari 2014 mencapai
3.350 ton atau 372 ton per hari.
"Jumlah tersebut masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah sisa
banjir pada 19 sampai 26 Januari 2013 yang mencapai 8.609 ton atau 1.706
ton per hari," kata Kepala Dinas Kebersihan DKI Unu Nurdin di Jakarta,
Senin.
Menurut dia, sampah-sampah itu dikumpulkan dengan menggunakan eskavator di beberapa titik, antara lain Jembatan Kalibata, Jembatan Kampung Melayu, Pintu Air Manggarai, Pintu Air Pluit dan Pintu Air Perintis Kebersihan.
"Kemudian, sebanyak 3.350 ton sampah tersebut langsung diangkut dengan menggunakan truk sampah dengan total perjalanan bolak-balik 273 rit selama sembilan hari," ujar Unu.
Dia menuturkan sampah banjir tersebut telah membuat volume sampah di Jakarta meningkat. Jika sampah rutin selama sembilan hari sebanyak 50.090 ton, maka ditambah dengan sampah banjir, totalnya mencapai 53.621 ton.
"Dengan kata lain, ada peningkatan sampah sebanyak 3.621 ton, atau rata-rata 5.957 ton sampah yang kita angkut setiap hari," tutur Unu.
Dia mengungkapkan sampah-sampah akibat bencana banjir itu tergolong dalam kategori sampah berat, diantaranya kasur, bambu, kayu, lemari dan perabot rumah tangga lainnya.
"Selain jumlahnya yang banyak, sampah-sampah tersebut juga telah bercampur dengan air, sehingga jadi semakin berat," ungkap Unu.
Dengan menggunakan truk sampah, selanjutnya sampah itu langsung dibawa ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi.
"Jadi, kita tidak tunggu-tunggu lagi. Sampah-sampah yang sudah dimasukkan ke dalam truk sampah langsung kita bawa ke Bantar Gebang supaya tidak ada penumpukan," tambah Unu.
Menurut dia, sampah-sampah itu dikumpulkan dengan menggunakan eskavator di beberapa titik, antara lain Jembatan Kalibata, Jembatan Kampung Melayu, Pintu Air Manggarai, Pintu Air Pluit dan Pintu Air Perintis Kebersihan.
"Kemudian, sebanyak 3.350 ton sampah tersebut langsung diangkut dengan menggunakan truk sampah dengan total perjalanan bolak-balik 273 rit selama sembilan hari," ujar Unu.
Dia menuturkan sampah banjir tersebut telah membuat volume sampah di Jakarta meningkat. Jika sampah rutin selama sembilan hari sebanyak 50.090 ton, maka ditambah dengan sampah banjir, totalnya mencapai 53.621 ton.
"Dengan kata lain, ada peningkatan sampah sebanyak 3.621 ton, atau rata-rata 5.957 ton sampah yang kita angkut setiap hari," tutur Unu.
Dia mengungkapkan sampah-sampah akibat bencana banjir itu tergolong dalam kategori sampah berat, diantaranya kasur, bambu, kayu, lemari dan perabot rumah tangga lainnya.
"Selain jumlahnya yang banyak, sampah-sampah tersebut juga telah bercampur dengan air, sehingga jadi semakin berat," ungkap Unu.
Dengan menggunakan truk sampah, selanjutnya sampah itu langsung dibawa ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi.
"Jadi, kita tidak tunggu-tunggu lagi. Sampah-sampah yang sudah dimasukkan ke dalam truk sampah langsung kita bawa ke Bantar Gebang supaya tidak ada penumpukan," tambah Unu.
0 komentar:
Posting Komentar