Perempuan dilarang mengemudi kendaraan di Arab Saudi
Mereka ingin mendapatkan hak mengemudi layaknya laki-laki.
TB News
– Meski kampanye menyetir, yang rencananya dilakukan secara serentak
oleh para wanita Arab Saudi pada Sabtu 26 Oktober 2013, dibatalkan,
keberanian sejumlah wanita di negeri itu untuk tetap mengemudi tetap tak
surut. Mereka tetap mengemudi, meski para aktivis telah mendapat
ancaman dari Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi.
Sebagaimana dilansir Al Jazeera,
Minggu 27 Oktober 2013, tercatat lebih dari 60 wanita nekat melanjutkan
kampanye dalam rangka penolakan atas larangan mengemudi di Arab Saudi.
Para wanita ini menegaskan bahwa aksi nekat mengemudi itu dilakukan
agar para wanita mendapatkan hak mengemudi layaknya laki-laki.
Bahkan, seorang profesor dari Universitas Raja Saud, Aziza Youssef mengatakan bahwa dia menerima 13 video dan 50 pesan singkat lewat telepon, di mana mereka menunjukkan tetap mendukung aksi kampanye mengemudi itu.
Youssef yang merupakan aktivis pendukung kampanye mengatakan, belum ada laporan mereka yang tetap nekat mengemudi ditilang oleh polisi.
Seorang pejabat keamanan mengatakan tidak menangkap atau memberikan denda kepada driver wanita yang tetap mengemudi pada hari Sabtu. Sedangkan Kementerian Dalam Negeri lewat situsnya mengimbau kepada masyarakat untuk tetap patuh terhadap aturan yang berlaku.
Jauh sebelum kampanye itu dibatalkan sebuah situs Oct26driving.com, yang mendukung wanita untuk mengemudi telah diretas oleh hacker.
Ancaman
Menurut Youssef, sebelum hari pelaksanaan kampanye dilakukan, dia dan empat aktivis perempuan lainnya menerima ancaman melalui panggilan telepon.
Telepon tersebut berasal dari seseorang yang mengakau memiliki hubungan dekat dengan Menteri Dalam Negeri Pangeran Mohammed bin Nayef.
Si penelepon memperingatkan mereka untuk tidak mengemudi pada hari Sabtu. Dia juga mengaku diikuti dua mobil yang mencurigakan saat melakukan aktivitas sehari-hari.
"Saya tidak tahu dari mana mereka berasal atau dari partai mana. Mereka tidak menggunakan mobil milik pemerintah," katanya.
Bahkan, seorang profesor dari Universitas Raja Saud, Aziza Youssef mengatakan bahwa dia menerima 13 video dan 50 pesan singkat lewat telepon, di mana mereka menunjukkan tetap mendukung aksi kampanye mengemudi itu.
Youssef yang merupakan aktivis pendukung kampanye mengatakan, belum ada laporan mereka yang tetap nekat mengemudi ditilang oleh polisi.
Seorang pejabat keamanan mengatakan tidak menangkap atau memberikan denda kepada driver wanita yang tetap mengemudi pada hari Sabtu. Sedangkan Kementerian Dalam Negeri lewat situsnya mengimbau kepada masyarakat untuk tetap patuh terhadap aturan yang berlaku.
Jauh sebelum kampanye itu dibatalkan sebuah situs Oct26driving.com, yang mendukung wanita untuk mengemudi telah diretas oleh hacker.
Ancaman
Menurut Youssef, sebelum hari pelaksanaan kampanye dilakukan, dia dan empat aktivis perempuan lainnya menerima ancaman melalui panggilan telepon.
Telepon tersebut berasal dari seseorang yang mengakau memiliki hubungan dekat dengan Menteri Dalam Negeri Pangeran Mohammed bin Nayef.
Si penelepon memperingatkan mereka untuk tidak mengemudi pada hari Sabtu. Dia juga mengaku diikuti dua mobil yang mencurigakan saat melakukan aktivitas sehari-hari.
"Saya tidak tahu dari mana mereka berasal atau dari partai mana. Mereka tidak menggunakan mobil milik pemerintah," katanya.
© VIVA.co.id
0 komentar:
Posting Komentar