Salah satu sebab pengguna kecewa adalah masalah pelanggaran privasi
TB News - CEO Facebook, Mark Zuckerberg, menyatakan
terbongkarnya aksi pengintaian internet yang dilakukan National
Security Agency (NSA) merusak kepercayaan pengguna internet. Zuckerberg
mendesak, pemerintah Amerika Serikat memberitahu publik data apa saja
sebenarnya yang telah mereka minta ke perusahaan internet.
"Apa
yang saya bisa katakan dari data itu bahwa saya melihat pada Facebook
adalah saya kira pemerintah yang lebih transparan dan berkomunikasi
tentang cara mereka meminta data, akan lebih baik setiap orang rasakan
soal itu," kata Zuckerberg di Washington, AS, Rabu 18 September 2013.
Zuckerberg juga mengungkapkan kemarahan akibat program rahasia ini dan respons AS justru bisa mengasingkan negara lain dan merusak inovasi secara global. Respons AS yang menyatakan, "hanya memata-matai non-Amerika" justru jadi lebih buruk lagi membahayakan bagi perusahaan-perusahaan internet Amerika.
Awal bulan ini, Facebook bergabung dengan Yahoo!, Google and Microsoft Corp meminta Pengadilan Pengintaian Intelijen Asing membuka data yang mereka minta ke perusahaan-perusahaan tersebut.
Akibat kecurigaan soal pengintaian ini, banyak pengguna Facebook yang berhenti menggunakan jejaring sosial itu. Hal itu tampak dari sebuah penelitian baru yang mengungkapkan bahwa kurang lebih 11 juta penggunanya di AS dan Inggris sudah tidak pernah lagi mengakses jejaring sosial fenomenal itu pada awal tahun 2013. Penyebabnya diduga masalah privasi dan ketakukan akan kecanduan menggunakan Facebook.
Seperti dilansir Daily Mail, 18 September 2013, tim peneliti dari University of Vienna, Austria, mengumumkan saat ini semakin banyak orang yang mulai melakukan 'virtual identity suicide', istilah untuk bunuh diri secara virtual dengan menghapus akunnya di Facebook.
Berdasarkan analisis sampel 600 orang, tim peneliti menemukan alasan utama dari orang-orang meninggalkan Facebook adalah isu-isu perlindungan data, tekanan sosial dari teman-teman yang sudah banyak meninggalkan Facebook, dan ketidakpuasan akan fitur Facebook.
Dari penelitian tersebut diketahui beberapa alasan seseorang berhenti menggunakan Facebook, seperti masalah privasi (48,3 persen), ketidakpuasan umum (13,5 persen), tekanan sosial (12,6 persen), dan perasaan ketakutan kecanduan Internet (6,0 persen).
Sementara itu, menurut Brenda Wiederhold, Editor Jurnal Cyberpsychology, alasan orang berbondong-bondong meninggalkan Facebook adalah berdasarkan laporan WikiLeaks mengenai tindakan Badan Keamanan Nasional (NSA) AS yang memata-matai data pengguna jejaring sosial.
Zuckerberg juga mengungkapkan kemarahan akibat program rahasia ini dan respons AS justru bisa mengasingkan negara lain dan merusak inovasi secara global. Respons AS yang menyatakan, "hanya memata-matai non-Amerika" justru jadi lebih buruk lagi membahayakan bagi perusahaan-perusahaan internet Amerika.
Awal bulan ini, Facebook bergabung dengan Yahoo!, Google and Microsoft Corp meminta Pengadilan Pengintaian Intelijen Asing membuka data yang mereka minta ke perusahaan-perusahaan tersebut.
Akibat kecurigaan soal pengintaian ini, banyak pengguna Facebook yang berhenti menggunakan jejaring sosial itu. Hal itu tampak dari sebuah penelitian baru yang mengungkapkan bahwa kurang lebih 11 juta penggunanya di AS dan Inggris sudah tidak pernah lagi mengakses jejaring sosial fenomenal itu pada awal tahun 2013. Penyebabnya diduga masalah privasi dan ketakukan akan kecanduan menggunakan Facebook.
Seperti dilansir Daily Mail, 18 September 2013, tim peneliti dari University of Vienna, Austria, mengumumkan saat ini semakin banyak orang yang mulai melakukan 'virtual identity suicide', istilah untuk bunuh diri secara virtual dengan menghapus akunnya di Facebook.
Berdasarkan analisis sampel 600 orang, tim peneliti menemukan alasan utama dari orang-orang meninggalkan Facebook adalah isu-isu perlindungan data, tekanan sosial dari teman-teman yang sudah banyak meninggalkan Facebook, dan ketidakpuasan akan fitur Facebook.
Dari penelitian tersebut diketahui beberapa alasan seseorang berhenti menggunakan Facebook, seperti masalah privasi (48,3 persen), ketidakpuasan umum (13,5 persen), tekanan sosial (12,6 persen), dan perasaan ketakutan kecanduan Internet (6,0 persen).
Sementara itu, menurut Brenda Wiederhold, Editor Jurnal Cyberpsychology, alasan orang berbondong-bondong meninggalkan Facebook adalah berdasarkan laporan WikiLeaks mengenai tindakan Badan Keamanan Nasional (NSA) AS yang memata-matai data pengguna jejaring sosial.
© VIVA.co.id
0 komentar:
Posting Komentar