Ada penjara bawah tanah, satu set pisau dan buku soal kanibalisme.
TB News - Pria Inggris bernama Geoffrey Portway (40
tahun), pada Selasa kemarin divonis oleh Pengadilan Worcester, Amerika
Serikat (AS) penjara selama 27 tahun karena melakukan tindakan
pornografi terhadap anak.
Selain itu Portway juga dilaporkan berencana akan menculik, memperkosa, membunuh dan bahkan memakan jasad anak-anak itu apabila sudah meninggal.
Laman Dailymail,
Rabu 18 September 2013 melansir keputusan itu dijatuhkan pada hari
Selasa 17 September 2013. Sebelumnya Portway telah mengaku bersalah pada
bulan Mei 2013.
Dalam kesepakatan banding, Portway mengaku bahwa dirinya pernah berkomunikasi melalui dunia maya dengan beberapa orang soal ketertarikan dalam aksi penculikan, pemerkosaan, pembunuhan dan memakan anak-anak.
"Saya ingin makan dua anak laki-laki yang akan kamu bawa kepada saya. Mungkin tidak hari ini, tapi itu akan terjadi. Saya hidup hanya untuk itu saja dan saya serius," tulis Portway. Dia juga mengakui terlibat dalam perdagangan pornografi anak.
Selain vonis penjara, Portway juga dikenakan denda senilai US$3000 atau Rp34 juta dan harus membayarkannya kepada kelima korban tindak pornografi anak yang gambarnya ditemukan di dalam komputer Portway.
Kantor berita Reuters melaporkan setidaknya masih terdapat 4.500 foto pornografi anak lainnya di komputer Portway.
Menurut asisten Jaksa Penuntut Umum, Stacy Dawson Belf, selain foto, polisi juga menemukan potongan obrolan yang menggambarkan rencana dia yang meminta bantuan orang lain untuk menculik seorang anak dengan niat diperkosa, membunuh lalu memakan anak-anak itu.
Tuduhan itu diperkuat dengan penemuan barang bukti seperti penjara bawah tanah, peti mati buatan seukuran anak kecil, kandang besi, meja baja berlapis, satu set pisau daging dan ruang khusus di bawah tanah rumah Portway di Worcester.
Namun pengacara Portway, Richard Sweeney, beralasan kliennya sedang sakit dan memang seharusnya dihukum. Dia bahkan beralasan semua barang bukti yang ditemukan polisi di ruang bawah tanah itu, lebih mirip properti yang akan digunakan saat pementasan teater ketimbang penjara bawah tanah.
"Dia berjalan di dalam sana dan akan mulai berfantasi. Itu semua dilakukan atas dasar privasi di rumahnya sendiri," ungkap Sweeney.
Di dalam dunia Portway, kata Sweeney, ada unsur pornografi, dunia fantasi tetapi tidak ada anak-anak sama sekali.
Namun pernyataan itu dibantah Belf. Dia mengungkap apa yang ditemukan oleh polisi federal bukan merupakan alat yang digunakan Portway untuk merealisasikan fantasinya, tetapi digunakan dalam aksi nyata.
"Dia tidak bermaksud untuk berkhayal, tetapi berniat merealisasikannya," ungkap Belf.
Saat vonis pengadilan dijatuhkan, Portway terlihat tidak berbicara sepatah kata pun. Dia diam, dengan mengenakan kaca mata dan seragam berwarna cokelat yang dikenakan oleh para narapidana.
Portway akan dideportasi ke Inggris usai menjalani masa hukumannya di AS selama 320 bulan.
Dalam kesepakatan banding, Portway mengaku bahwa dirinya pernah berkomunikasi melalui dunia maya dengan beberapa orang soal ketertarikan dalam aksi penculikan, pemerkosaan, pembunuhan dan memakan anak-anak.
"Saya ingin makan dua anak laki-laki yang akan kamu bawa kepada saya. Mungkin tidak hari ini, tapi itu akan terjadi. Saya hidup hanya untuk itu saja dan saya serius," tulis Portway. Dia juga mengakui terlibat dalam perdagangan pornografi anak.
Selain vonis penjara, Portway juga dikenakan denda senilai US$3000 atau Rp34 juta dan harus membayarkannya kepada kelima korban tindak pornografi anak yang gambarnya ditemukan di dalam komputer Portway.
Kantor berita Reuters melaporkan setidaknya masih terdapat 4.500 foto pornografi anak lainnya di komputer Portway.
Menurut asisten Jaksa Penuntut Umum, Stacy Dawson Belf, selain foto, polisi juga menemukan potongan obrolan yang menggambarkan rencana dia yang meminta bantuan orang lain untuk menculik seorang anak dengan niat diperkosa, membunuh lalu memakan anak-anak itu.
Tuduhan itu diperkuat dengan penemuan barang bukti seperti penjara bawah tanah, peti mati buatan seukuran anak kecil, kandang besi, meja baja berlapis, satu set pisau daging dan ruang khusus di bawah tanah rumah Portway di Worcester.
Namun pengacara Portway, Richard Sweeney, beralasan kliennya sedang sakit dan memang seharusnya dihukum. Dia bahkan beralasan semua barang bukti yang ditemukan polisi di ruang bawah tanah itu, lebih mirip properti yang akan digunakan saat pementasan teater ketimbang penjara bawah tanah.
"Dia berjalan di dalam sana dan akan mulai berfantasi. Itu semua dilakukan atas dasar privasi di rumahnya sendiri," ungkap Sweeney.
Di dalam dunia Portway, kata Sweeney, ada unsur pornografi, dunia fantasi tetapi tidak ada anak-anak sama sekali.
Namun pernyataan itu dibantah Belf. Dia mengungkap apa yang ditemukan oleh polisi federal bukan merupakan alat yang digunakan Portway untuk merealisasikan fantasinya, tetapi digunakan dalam aksi nyata.
"Dia tidak bermaksud untuk berkhayal, tetapi berniat merealisasikannya," ungkap Belf.
Saat vonis pengadilan dijatuhkan, Portway terlihat tidak berbicara sepatah kata pun. Dia diam, dengan mengenakan kaca mata dan seragam berwarna cokelat yang dikenakan oleh para narapidana.
Portway akan dideportasi ke Inggris usai menjalani masa hukumannya di AS selama 320 bulan.
© VIVA.co.id
0 komentar:
Posting Komentar