Tanpa atau memiliki anak di usia 40 tahun, semua itu kembali pada pilihan Anda sendiri
TB News – Semakin banyak pasangan (khususnya dari
sisi perempuan) dengan usia matang dan kehidupan yang mapan, memutuskan
untuk tidak memiliki anak. Ada banyak pertimbangan yang membuat mereka
memutuskan untuk tidak mempunyai anak. Ada yang merasa anak bukanlah
tujuan utama dalam pernikahan, mempertimbangkan usia dan faktor
kesuburan, dan kondisi kesehatan masing-masing.
Akan tetapi, urusan momongan memang rahasia Tuhan yang akan menjadi misteri. Pasangan yang bertekad tidak memiliki anak ternyata kemudian berubah pikiran. Atau, mereka yang kesulitan memiliki anak, akhirnya memutuskan untuk menerima kenyataan akan ketidakhadiran anak dalam kehidupan rumah tangga mereka. Lalu, mereka berusaha mengisi kehidupan dengan mengejar passion mereka yang lain.
Seperti yang di alami Aimee Cebulski, penulis The Finding 40 Project.
Di usianya yang sudah 40 tahun, ia belum dikaruniai seorang anak. Namun
kecintaannya pada travelling mendorongnya untuk berbagi cerita saat
bertemu dengan 30 perempuan dari 10 negara, di mana usia mereka juga
beranjak 40 tahun.
Di antara 30 perempuan tersebut ada yang
berprofesi sebagai pekerja profesional, ibu rumah tangga, hingga
entrepreneur. Ada yang tinggal di desa terpencil jauh dari hiruk pikuk
ibu kota, ada beberapa yang memilih untuk tidak memiliki anak, ada yang
menjadi ibu di kemudian hari, lalu salah satu dari mereka akhirnya
menikah pada usia 40 tahun dan tengah menantikan anak pertamanya
setelah berusia 41 tahun.
Tidak peduli bagaimana pun situasi atau
kondisi mereka, banyak dari para perempuan tersebut yang mencari cara
untuk menjalani hidup dengan baik. Mereka ingin menjadi bahagia pada
usia 40 tahun, dengan atau tanpa anak. Lalu, apa yang dapat para
perempuan tersebut ajarkan pada kita untuk tetap bahagia di usia 40
tahun meski tanpa anak?
Jujur pada diri sendiri. Para perempuan yang memilih untuk tidak memiliki anak berjuang menghadapi tekanan sosial dari masyarakat. Mereka mendorong orang lain untuk mengikuti kata hati mereka sendiri ketika mengalami hal tersebut.
Simona, wanita asal Brescia, Italia mengatakan: "Mengapa hal itu begitu sering ditanyakan kepada perempuan? Mengapa mereka tidak menanyakan hal serupa pada kaum pria yang di usia 40 tahun belum menikah dan tidak memiliki anak?"
Tentukan bagaimana memanfaatkan waktu Anda. Shamsa, wanita asal Uni Emirat Arab, menghabiskan sebagian besar waktunya untuk merawat kedua orangtuanya, daripada harus memikirkan bagaimana cara memiliki anak. Dia tahu bahwa kondisinya yang tanpa anak membuatnya jadi perhatian di lingkungan tempat tinggalnya, tapi ia lebih memilih untuk menempatkan kebutuhan keluarganya terlebih dahulu.
Jujur pada diri sendiri. Para perempuan yang memilih untuk tidak memiliki anak berjuang menghadapi tekanan sosial dari masyarakat. Mereka mendorong orang lain untuk mengikuti kata hati mereka sendiri ketika mengalami hal tersebut.
Simona, wanita asal Brescia, Italia mengatakan: "Mengapa hal itu begitu sering ditanyakan kepada perempuan? Mengapa mereka tidak menanyakan hal serupa pada kaum pria yang di usia 40 tahun belum menikah dan tidak memiliki anak?"
Tentukan bagaimana memanfaatkan waktu Anda. Shamsa, wanita asal Uni Emirat Arab, menghabiskan sebagian besar waktunya untuk merawat kedua orangtuanya, daripada harus memikirkan bagaimana cara memiliki anak. Dia tahu bahwa kondisinya yang tanpa anak membuatnya jadi perhatian di lingkungan tempat tinggalnya, tapi ia lebih memilih untuk menempatkan kebutuhan keluarganya terlebih dahulu.
Bersyukurlah karena Anda berhak atas kesehatan reproduksi Anda sendiri. Kaum perempuan di negara miskin, atau mereka yang harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya terus-menerus, umumnya tidak memiliki kontrol atas nasib reproduksi mereka sendiri.
Di sebuah desa
kecil di luar Otavalo, Ekuador, Rosa Elena memiliki tujuh anak dan
seorang cucu di usia 40 tahun. Ia tidak memiliki kuasa atas berapa
banyak anak yang akan dia lahirkan, karena semua tergantung pada
kehendak suaminya.
Tidak memusingkan persoalan keuangannya. Tekanan ekonomi merupakan faktor kunci bagi kaum perempuan dalam mempertimbangkan untuk tidak memiliki anak. Hal ini dapat berdampak lebih pada hal-hal seperti perencanaan pensiun. Itulah yang menjadi kekhawatiran banyak orang, entah itu Anda memiliki uang atau tidak sama sekali.
Di mana Anda dilahirkan itu yang terpenting. Sebagai perempuan, nasib Anda kerapkali ditentukan oleh tempat di mana Anda dilahirkan. Dengan berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi, Aimee secara pribadi merasa bersyukur terlahir sebagai perempuan di Amerika Serikat. Karena menurutnya, meski negara ini memiliki masalah kesetaraan dan diskriminasi, tetapi akses untuk pendidikan, kesehatan, dan kebebasan dapat dimiliki sepenuhnya oleh kaum perempuan.
Tidak memusingkan persoalan keuangannya. Tekanan ekonomi merupakan faktor kunci bagi kaum perempuan dalam mempertimbangkan untuk tidak memiliki anak. Hal ini dapat berdampak lebih pada hal-hal seperti perencanaan pensiun. Itulah yang menjadi kekhawatiran banyak orang, entah itu Anda memiliki uang atau tidak sama sekali.
Di mana Anda dilahirkan itu yang terpenting. Sebagai perempuan, nasib Anda kerapkali ditentukan oleh tempat di mana Anda dilahirkan. Dengan berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi, Aimee secara pribadi merasa bersyukur terlahir sebagai perempuan di Amerika Serikat. Karena menurutnya, meski negara ini memiliki masalah kesetaraan dan diskriminasi, tetapi akses untuk pendidikan, kesehatan, dan kebebasan dapat dimiliki sepenuhnya oleh kaum perempuan.
Sumber :Shine
0 komentar:
Posting Komentar