(nydailynews.com)
"Para pegawai harus berhadapan dengan jambret terorganisir."
TB news - Museum ternama di Perancis, Louvre,
terpaksa ditutup untuk publik pada hari Rabu kemarin. Ini disebabkan 200
pegawainya melakukan mogok kerja untuk memprotes menjamurnya pencuri
yang berkeliaran di dalam museum yang dibangun pada akhir abad XII itu.
Massa yang diorganisir oleh serikat pekerja Perancis atau
Solidaires Unitaires Démocratiques kemudian melakukan long march menuju
kantor Kementerian Kebudayaan untuk mencari solusi permasalahan ini.
Sebanyak 100 orang perwakilan pekerja diterima oleh pihak kementerian
pada jam makan siang.
Salah satu pegawai, Christelle Guyader mengungkapkan kepada BBC
bahwa dirinya mulai takut dengan aksi penjambretan yang berlangsung di
dalam museum.
"Para pegawai harus berhadapan dengan para penjambret yang telah
teroganisir dan kerap bertindak agresif. Di antara mereka bahkan
terdapat anak-anak," ujar Guyader seperti dikutip BBC, Rabu 10 April
2013.
Para penjambret anak-anak ini diketahui merupakan imigran asal
Rumania dan mengincar para wisatawan yang berkunjung ke dalam museum.
Mereka masuk ke dalam museum secara gratis dan mulai meminta uang kepada
para turis.
Dalam melakukan aksinya, anak-anak ini menggunakan modus dengan
bertanya kepada korban apakah mereka bisa berhasa Inggris. Di saat
korban lengah, anak-anak ini kemudian mengelilingi korban sambil
mengambil uang dan barang berharga lainnya.
Pihak museum mengaku telah meminta bantuan kepada polisi untuk
menambah personil mereka sejak akhir tahun lalu. Namun tindak kriminal
ini masih terjadi.
"Biasanya mereka tidak ditahan oleh polisi karena dianggap masih
anak-anak, sehingga mereka lalu dilepas. Lalu mereka akan datang
kembali, walaupun sudah diusir oleh pihak museum sebelumnya," ujar salah
satu pegawai itu seperti dilansir laman Dailymail, Rabu 10 April 2013.
Dua tahun lalu, mantan Menteri Dalam Negeri Perancis, Claude
Gueant, pernah mengatakan bahwa menjamurnya tingkat penjambretan di
jalan-jalan di Paris sebagian besar dilakukan oleh anak-anak imigran
asal Rumania. Gueant berpendapat tingkat kemiskinan dan korupsi yang
parah dan melanda bagian timur Eropa dituding sebagai penyebabnya.
Selain di museum, para imigran Rumania itu juga beraksi di sekitar
stasiun Gare du Nord Eurostar dan mengincar warga London yang baru saja
tiba di Paris menggunakan kereta cepat.
Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui kapan museum yang
dikunjungi oleh delapan juta pengunjung per tahun itu akan dibuka
kembali.
© VIVA.co.id
0 komentar:
Posting Komentar