Ai Hasegawa (Foto: Ai Hasegawa)
TB News - Dengan populasi dunia yang sudah melebihi 7
miliar dan kekurangan pangan semakin bermasalah, manusia butuh solusi
berkelanjutan jika ingin bertahan hidup. Desainer Jepang, Ai Hasegawa,
datang dengan pendekatan yang sangat kontroversial untuk memecahkan
masalah tersebut. Wanita ini ingin melahirkan bahan pangan, salah
satunya hiu.
Ai Hasegawa membuat proyek yang terbilang tak biasa, yang ia beri nama 'I Wanna Deliver a Shark'. Ia ingin menangani masalah reproduksi manusia di era over-populasi dan krisis lingkungan. Dia membayangkan kemungkinan manusia satu hari nanti dapat melahirkan makanannya sendiri, memuaskan kebutuhan gizi dan memberi kehidupan.
Bagi wanita 33 tahun ini, memiliki bayi tidaklah sesederhana yang orang pikir, terutama dengan dunia yang akan menghadapi krisis pangan. Dia berpendapat 'membawa' manusia baru ke dunia ini bukanlah suatu jawaban, tapi melahirkan spesies binatang yang terancam punah bisa jadi hal dibutuhkan manusia untuk bertahan hidup.
"Kita secara genetik cenderung membesarkan anak-anak sebagai cara untuk menyampaikan gen kita ke generasi berikutnya, tetapi kita hidup di zaman di mana perjuangan untuk membesarkan anak dalam kondisi yang keras dengan kondisi over-populasi dan lingkungan kotor," ujar Hasegawa.
Menurutnya, manusia harus makan dan sama-sama menghadapi kekurangan pangan akibat dari over-fishing (pengambilan ikan besar-besaran), penggunaan lahan dan pertumbuhan populasi.
"Dengan melahirkan binatang yang bisa dimakan, mungkin menempatkan nilai lebih pada spesies langka dan membantu mencegah kepunahan itu," imbuhnya.
Bagaimana Ai Hasegawa bisa melahirkan binatang?
Rahim manusia 'didesain' untuk tumbuh kembang janin manusia yang ukurannya tidak terlalu besar. Hasegawa telah berbicara dengan dokter kandungan tentang cara-cara membuat rahim lebih besar.
"Saya percaya manusia bisa menggunakan rahim mereka sebagai akuarium atau inkubator," jelasnya kepada vice.com, seperti dilansir Odditycentral, Jumat (24/5/2013).
Untuk masalah kompatibilitas plasenta manusia dan hiu, Hasegawa mengatakan plasenta tetap berasal dari janin, sehingga tidak perlu memodifikasi DNA manusia.
Yang sebenarnya menjadi masalah, seorang wanita yang ingin membawa janin binatang dalam rahimnya harus menghentikan menstruasi, dan harus mengonsumsi obat yang memiliki efek samping sangat tidak menyenangkan. Menurut Hasegawa, ide gila ini akan mungkin bisa diterapkan pada wanita kaya, single dan wanita menopause.
Kenapa harus hiu? "Penelitian menunjukkan mereka paling kompatibel, ditambah mereka cocok untuk semua kriterianya, yakni mereka terancam (punah), rentang hidupnya hampir sama dengan manusia, dan yang paling penting, mereka lezat," tutupnya.
Ai Hasegawa membuat proyek yang terbilang tak biasa, yang ia beri nama 'I Wanna Deliver a Shark'. Ia ingin menangani masalah reproduksi manusia di era over-populasi dan krisis lingkungan. Dia membayangkan kemungkinan manusia satu hari nanti dapat melahirkan makanannya sendiri, memuaskan kebutuhan gizi dan memberi kehidupan.
Bagi wanita 33 tahun ini, memiliki bayi tidaklah sesederhana yang orang pikir, terutama dengan dunia yang akan menghadapi krisis pangan. Dia berpendapat 'membawa' manusia baru ke dunia ini bukanlah suatu jawaban, tapi melahirkan spesies binatang yang terancam punah bisa jadi hal dibutuhkan manusia untuk bertahan hidup.
"Kita secara genetik cenderung membesarkan anak-anak sebagai cara untuk menyampaikan gen kita ke generasi berikutnya, tetapi kita hidup di zaman di mana perjuangan untuk membesarkan anak dalam kondisi yang keras dengan kondisi over-populasi dan lingkungan kotor," ujar Hasegawa.
Menurutnya, manusia harus makan dan sama-sama menghadapi kekurangan pangan akibat dari over-fishing (pengambilan ikan besar-besaran), penggunaan lahan dan pertumbuhan populasi.
"Dengan melahirkan binatang yang bisa dimakan, mungkin menempatkan nilai lebih pada spesies langka dan membantu mencegah kepunahan itu," imbuhnya.
Bagaimana Ai Hasegawa bisa melahirkan binatang?
Rahim manusia 'didesain' untuk tumbuh kembang janin manusia yang ukurannya tidak terlalu besar. Hasegawa telah berbicara dengan dokter kandungan tentang cara-cara membuat rahim lebih besar.
"Saya percaya manusia bisa menggunakan rahim mereka sebagai akuarium atau inkubator," jelasnya kepada vice.com, seperti dilansir Odditycentral, Jumat (24/5/2013).
Untuk masalah kompatibilitas plasenta manusia dan hiu, Hasegawa mengatakan plasenta tetap berasal dari janin, sehingga tidak perlu memodifikasi DNA manusia.
Yang sebenarnya menjadi masalah, seorang wanita yang ingin membawa janin binatang dalam rahimnya harus menghentikan menstruasi, dan harus mengonsumsi obat yang memiliki efek samping sangat tidak menyenangkan. Menurut Hasegawa, ide gila ini akan mungkin bisa diterapkan pada wanita kaya, single dan wanita menopause.
Kenapa harus hiu? "Penelitian menunjukkan mereka paling kompatibel, ditambah mereka cocok untuk semua kriterianya, yakni mereka terancam (punah), rentang hidupnya hampir sama dengan manusia, dan yang paling penting, mereka lezat," tutupnya.
0 komentar:
Posting Komentar