TB News - Pergerakan nilai tukar rupiah pada Rabu pagi masih
berada dalam area negatif atau melemah ke posisi Rp9.889 per dolar AS
seiring dengan koreksi mata uang yen Jepang.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada
Rabu pagi bergerak melemah sebesar 22 poin menjadi Rp9.889 dibanding
sebelumnya di posisi Rp9.867 per dolar AS.
"Pergerakan nilai tukar rupiah masih tertekan seiring dengan turunnya nilai tukar yen Jepang," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Rabu.
"Pergerakan nilai tukar rupiah masih tertekan seiring dengan turunnya nilai tukar yen Jepang," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Rabu.
Di sisi lain, lanjut dia, mundurnya jadwal pemberlakuan kenaikan
harga bahan bakar minyak (BBM) turut menjatuhkan mata uang domestik
terhadap dolar AS.
"Dengan mundurnya rencana tersebut maka beban APBN yang ditanggung semakin berat dan dapat mempengaruhi laju neraca perdagangan Indonesia," kata dia.
Menurut dia, pelaku pasar melihat adanya ketidakpastian tersebut sehingga lebih memilih untuk melepas posisi. Apalagi, saat ini laju dolar AS kembali menguat dengan ekspektasi penarikan pelonggaran kuantitatif (QE) karena mulai membaiknya data-data ekonomi AS.
Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir menambahkan penguatan nilai tukar dolar AS membuat pemodal asing mengurangi posisi pada instrumen obligasi berdenominasi rupiah.
"Pelemahan rupiah juga sedikit banyak terpengaruh oleh neraca pembayaran defisit Indonesia," kata dia.
Tidak hanya itu, lanjut dia, investor asing juga memangkas kepemilikan sahamnya di pasar modal domestik untk menghindari kerugian dari penurunan kurs.
"Kemungkinan Bank Indonesia akan masuk ke pasar uang apabila rupiah terus melemah, katanya
"Dengan mundurnya rencana tersebut maka beban APBN yang ditanggung semakin berat dan dapat mempengaruhi laju neraca perdagangan Indonesia," kata dia.
Menurut dia, pelaku pasar melihat adanya ketidakpastian tersebut sehingga lebih memilih untuk melepas posisi. Apalagi, saat ini laju dolar AS kembali menguat dengan ekspektasi penarikan pelonggaran kuantitatif (QE) karena mulai membaiknya data-data ekonomi AS.
Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir menambahkan penguatan nilai tukar dolar AS membuat pemodal asing mengurangi posisi pada instrumen obligasi berdenominasi rupiah.
"Pelemahan rupiah juga sedikit banyak terpengaruh oleh neraca pembayaran defisit Indonesia," kata dia.
Tidak hanya itu, lanjut dia, investor asing juga memangkas kepemilikan sahamnya di pasar modal domestik untk menghindari kerugian dari penurunan kurs.
"Kemungkinan Bank Indonesia akan masuk ke pasar uang apabila rupiah terus melemah, katanya
0 komentar:
Posting Komentar