Sejumlah anggota TNI Angkatan Udara memeriksa pesawat Fokker 27 yang
jatuh di kompleks perumahan Rajawali, kawasan Lanud Halim
Perdanakusumah, Jakarta, kemarin.
TB Indonesia News – Pesawat militer jenis
Fokker 27 bernomor register A2708 milik TNI Angkatan Udara (AU) jatuh
menimpa rumah di kompleks Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta, kemarin.
Akibat insiden tersebut, 10 orang tewas, terdiri atas 7 kru pesawat dan 3
warga kompleks RT 11/RW 10 Jalan Branjangan 2 yang tertimpa pesawat.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Azman Yunus
menjelaskan, pesawat jatuh saat menjalani misi penerbangan pelatihan
take off dan landing.
“Pesawat take off pada pukul 13.10 WIB dan jatuh pada 14.40 WIB.Pagi juga sudah terbang. Ini penerbangan kedua,” ujar Azman Yunus dalam konferensi pers di Kantor Air Power Centre of Indonesia, Jalan Cendrawasih, kompleks Rajawali, Halim Perdanakusumah, kemarin. Dari 7 kru yang meninggal,6 di antaranya tewas di lokasi dan 1 orang mengembuskan napas terakhir setelah sempat menjalani perawatan di ICU Rumah Sakit TNI AU.
Mereka adalah pilot Mayor (Pnb) Heri Setiawan, Letda (Pnb) Syahroni, dan enam teknisi Kapt (Tek) Agus, Serma Simulato, Serka Wahyudi, dan Sertu Purwo. Satu kru yang tewas setelah sempat dirawat adalah kopilot Lettu (Pnb) Paulus Adi. Adapun warga sipil yang turut menjadi korban masih merupakan keluarga prajurit TNI AU. Mereka adalah keluarga Mayor (Adm) Yohanes Tandi Sosang, yaitu Martina (ibu), Brian (6, putra), Melvin (2, keponakan).
Selain korban tewas, beberapa warga juga harus dilarikan ke rumah sakit. “Yang dirawat di ICU ada 2 orang dan 10 orang luka-luka,” ungkap Komandan Lanud Halim Perdanakusumah Marsma TNI Adang Supriyadi. Ketujuh kru pesawat yang menjadi korban tadi malam disemayamkan di hanggar Skuadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusumah. Rencananya, pagi ini jenazah akan diterbangkan di daerah asal masing-masing, di antaranya ke Yogyakarta, Solo, Madiun, dan Makassar.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono kemarin langsung turun ke TKP dan mengunjungi rumah sakit untuk menjenguk korban serta menemui keluarga korban. Malam harinya Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi juga menengok keluarga korban dan korban selamat. Nafsiah menuturkan, total ada 22 korban dalam kecelakaan ini, 10 di antaranya tewas dan 2 dalam kondisi kritis.
Dia membenarkan adanya dua bocah yang menjadi korban, yakni Brian dan Melvin.“Dua bocah itu, yang satu sedang menonton televisi, yang satu lagi tiduran, lalu datanglah kejadian ini,”tuturnya.Menurutnya, kedua bocah tersebut mengalami luka memar di bagian tubuhnya. Nafsiah juga menjelaskan, seluruh jenazah dalam keadaan utuh dan dapat dikenali.Menurut dia,korban tewas akibat benturan keras.
“Yang kru pesawat, kelihatannya hampir semua luka di kepala. Jadi memang karena impact di kepala, tapi badannya baik-baik saja, bisa dikenali,”ujar dia. Apa penyebab kecelakaan, hingga kemarin belum bisa dipastikan.TNI AU masih akan melakukan investigasi yang dilakukan tim internal, yakni Komisi Penelitian Penyebab Kecelakaan Pesawat Udara (KPP-KPU) yang beranggotakan pakar-pakar penerbangan.
Namun pihak Mabes AU menyatakan, pesawat yang tengah menjalani penerbangan rutin tersebut dalam kondisi laik terbang. Untuk diketahui, pesawat nahas tersebut merupakan pesawat tua. Pesawat yang kesehariannya ber-homebase di Skuadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusumah sudah memperkuat jajaran alutsista TNI AU sejak 1977 dengan jam terbang 14.936.
Pesawat ini masuk dalam daftar yang akan diganti dengan pesawat CN- 295 hasil produksi bareng Airbus Military dan PT Dirgantara Indonesia (DI). Berdasar informasi yang dihimpun di lapangan,pesawat diketahui tiba-tiba jatuh di kompleks perumahan prajurit di kompleks Rajawali RT 11/RW 10 Jalan Branjangan 2. Pesawat jatuh menimpa satu rumah dan kemudian terbakar. Kebakaran kemudian meluas hingga mengakibatkan tujuh rumah lain hangus.
Sebuah mobil Toyota Avanza warna silver juga ringsek tak berbentuk. Rumah yang tertimpa tercatat ditempati Mayor (Adm) Yohanes Tandi Sosang, Letkol (Sus) Sutarno, Letkol (Kes) Wiharwanto, Mayor (Adm) Muchlisin,Mayor (Kes) Ali Muhammad, Mayor (Adm) Grahadi, dan Lekol (Lek) Azwar, Mayor Dahlan. Seorang warga bernama Tuti yang tinggal di Jalan Branjangan 1 menuturkan,sebelum kejadian terdengar suara gemuruh di udara.
Dia menduga pesawat sudah bermasalah. Tidak lama berselang terdengar suara benturan keras dan yang diikuti asap hitam yang membubung tinggi. Pesawat itu jatuh persis di belakang rumahnya.“Rumah saya juga penuh asap,” katanya. Kebakaran itu membuat warga sekitar panik. Mereka langsung mengeluarkan barang-barang berharga dan perabotan dari dalam rumah ke tempat aman.
Sementara itu, Kasubdis Penum TNI AU Kolonel Penerbang Agung Sasongko Jati menuturkan, pesawat tersebut sebenarnya ingin mendarat ke daerah yang lebih aman.Namun upaya tersebut tidak bisa dilakukan. “Kelihatannya pesawat ini ingin mendarat di sawah, tapi terpelanting ke arah rumah,” jelasnya.Keterangan lain menyebutkan, pesawat sempat berbelok di atas RSPAU sebelum akhirnya menghantam permukiman warga
“Pesawat take off pada pukul 13.10 WIB dan jatuh pada 14.40 WIB.Pagi juga sudah terbang. Ini penerbangan kedua,” ujar Azman Yunus dalam konferensi pers di Kantor Air Power Centre of Indonesia, Jalan Cendrawasih, kompleks Rajawali, Halim Perdanakusumah, kemarin. Dari 7 kru yang meninggal,6 di antaranya tewas di lokasi dan 1 orang mengembuskan napas terakhir setelah sempat menjalani perawatan di ICU Rumah Sakit TNI AU.
Mereka adalah pilot Mayor (Pnb) Heri Setiawan, Letda (Pnb) Syahroni, dan enam teknisi Kapt (Tek) Agus, Serma Simulato, Serka Wahyudi, dan Sertu Purwo. Satu kru yang tewas setelah sempat dirawat adalah kopilot Lettu (Pnb) Paulus Adi. Adapun warga sipil yang turut menjadi korban masih merupakan keluarga prajurit TNI AU. Mereka adalah keluarga Mayor (Adm) Yohanes Tandi Sosang, yaitu Martina (ibu), Brian (6, putra), Melvin (2, keponakan).
Selain korban tewas, beberapa warga juga harus dilarikan ke rumah sakit. “Yang dirawat di ICU ada 2 orang dan 10 orang luka-luka,” ungkap Komandan Lanud Halim Perdanakusumah Marsma TNI Adang Supriyadi. Ketujuh kru pesawat yang menjadi korban tadi malam disemayamkan di hanggar Skuadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusumah. Rencananya, pagi ini jenazah akan diterbangkan di daerah asal masing-masing, di antaranya ke Yogyakarta, Solo, Madiun, dan Makassar.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono kemarin langsung turun ke TKP dan mengunjungi rumah sakit untuk menjenguk korban serta menemui keluarga korban. Malam harinya Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi juga menengok keluarga korban dan korban selamat. Nafsiah menuturkan, total ada 22 korban dalam kecelakaan ini, 10 di antaranya tewas dan 2 dalam kondisi kritis.
Dia membenarkan adanya dua bocah yang menjadi korban, yakni Brian dan Melvin.“Dua bocah itu, yang satu sedang menonton televisi, yang satu lagi tiduran, lalu datanglah kejadian ini,”tuturnya.Menurutnya, kedua bocah tersebut mengalami luka memar di bagian tubuhnya. Nafsiah juga menjelaskan, seluruh jenazah dalam keadaan utuh dan dapat dikenali.Menurut dia,korban tewas akibat benturan keras.
“Yang kru pesawat, kelihatannya hampir semua luka di kepala. Jadi memang karena impact di kepala, tapi badannya baik-baik saja, bisa dikenali,”ujar dia. Apa penyebab kecelakaan, hingga kemarin belum bisa dipastikan.TNI AU masih akan melakukan investigasi yang dilakukan tim internal, yakni Komisi Penelitian Penyebab Kecelakaan Pesawat Udara (KPP-KPU) yang beranggotakan pakar-pakar penerbangan.
Namun pihak Mabes AU menyatakan, pesawat yang tengah menjalani penerbangan rutin tersebut dalam kondisi laik terbang. Untuk diketahui, pesawat nahas tersebut merupakan pesawat tua. Pesawat yang kesehariannya ber-homebase di Skuadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusumah sudah memperkuat jajaran alutsista TNI AU sejak 1977 dengan jam terbang 14.936.
Pesawat ini masuk dalam daftar yang akan diganti dengan pesawat CN- 295 hasil produksi bareng Airbus Military dan PT Dirgantara Indonesia (DI). Berdasar informasi yang dihimpun di lapangan,pesawat diketahui tiba-tiba jatuh di kompleks perumahan prajurit di kompleks Rajawali RT 11/RW 10 Jalan Branjangan 2. Pesawat jatuh menimpa satu rumah dan kemudian terbakar. Kebakaran kemudian meluas hingga mengakibatkan tujuh rumah lain hangus.
Sebuah mobil Toyota Avanza warna silver juga ringsek tak berbentuk. Rumah yang tertimpa tercatat ditempati Mayor (Adm) Yohanes Tandi Sosang, Letkol (Sus) Sutarno, Letkol (Kes) Wiharwanto, Mayor (Adm) Muchlisin,Mayor (Kes) Ali Muhammad, Mayor (Adm) Grahadi, dan Lekol (Lek) Azwar, Mayor Dahlan. Seorang warga bernama Tuti yang tinggal di Jalan Branjangan 1 menuturkan,sebelum kejadian terdengar suara gemuruh di udara.
Dia menduga pesawat sudah bermasalah. Tidak lama berselang terdengar suara benturan keras dan yang diikuti asap hitam yang membubung tinggi. Pesawat itu jatuh persis di belakang rumahnya.“Rumah saya juga penuh asap,” katanya. Kebakaran itu membuat warga sekitar panik. Mereka langsung mengeluarkan barang-barang berharga dan perabotan dari dalam rumah ke tempat aman.
Sementara itu, Kasubdis Penum TNI AU Kolonel Penerbang Agung Sasongko Jati menuturkan, pesawat tersebut sebenarnya ingin mendarat ke daerah yang lebih aman.Namun upaya tersebut tidak bisa dilakukan. “Kelihatannya pesawat ini ingin mendarat di sawah, tapi terpelanting ke arah rumah,” jelasnya.Keterangan lain menyebutkan, pesawat sempat berbelok di atas RSPAU sebelum akhirnya menghantam permukiman warga
Sindo |
0 komentar:
Posting Komentar