Wasit asal Belanda Bjorn Kuipers (dua dari kiri) beserta para pemain
Prancis dan Ukraina meninggalkan lapangan akibat hujan lebat dalam laga
Grup D Piala Eropa 2012 di Donbass Arena, Donetsk, Ukraina, tadi malam.
TB Indonesia News – Hujan deras diiringi petir membuat pertandingan Ukraina kontra Prancis di Donbass Arena, Donetsk, Ukraina, ditunda pada menit keempat.
Laga dilanjutkan sekitar satu jam kemudian dan hingga berita ini diturunkan dini hari tadi, kedudukan 2-0 untuk keunggulan Prancis. Sejak kick-off, hujan sudah turun dari langit Donetsk.Tak lama setelah itu,petir menyambar- nyambar yang diikuti angin kencang.Wasit Bjorn Kuipers enggan mengambil risiko akan keselamatan para pemain. Dia memutuskan untuk menunda pertandingan demi keselamatan para pemain.
Suporter kedua tim terlihat mulai meninggalkan stadion ketika pertandingan baru memasuki menit ketiga. Aliran air hujan menggelontor sisi-sisi lapangan. Sejak seminggu terakhir cuaca di Ukraina cukup ekstrem. Pada Kamis (14/6),timnas Prancis harus menunda latihan lantaran suhu yang terlalu panas. Tak lama berselang, hujan badai menguasai Kota Donetsk. Ditundanya sebuah laga pada turnamen besar sepakbola karena badai juga pernah terjadi.
Pertama di ajang Piala Konfederasi yang mempertemukan Argentina dan Brasil. Selain itu pada pertandingan Piala Dunia 1974 ketika Jerman Barat berhadapan dengan Polandia. Setelah ditunda selama sekitar satu jam, pertandingan Ukraina versus Prancis kembali dilanjutkan ketika hujan berhenti dan petir tak terdengar. Layak mendapat acungan jempol bagaimana kesigapan ofisial stadion. Mereka memperbaiki garis pembatas lapangan begitu hujan reda.
Sistem drainase stadion yang hebat membuat genangan air tak tersisa. Kala meladeni Les Bleus, Zhovto-Blakytni (julukan Ukraina) tidak mengubah formasi pemain. Nakhoda Oleg Blokhin tetap menurunkan punggawa yang sama dengan saat menaklukkan Swedia 2-1,Selasa (12/6). Pencetak dua gol kemenangan Ukraina,Andriy Shevchenko, tetap diposisikan sebagai penyerang tunggal dalam formasi 4-4-1-1 ala Blokhin.
Adapun di kubu Prancis,Arsitek Laurent Blanc melakukan sedikit perubahan.Pelatih berusia 46 tahun tersebut mengistirahatkan dua pemain yang sebelumnya diturunkan saat bermain imbang 1-1 dengan Inggris. Patrice Evra disimpan dan tempatnya diberikan kepada Gael Clichy. Sementara Florent Malouda digantikan Jeremy Menez. Pada Piala Eropa 2012 ini merupakan kali keenam secara beruntun Les Bleus melaju ke putaran final.
Walau merupakan salah satu negara terkuat sepak bola di Eropa,Prancis tidak diunggulkan untuk berjaya. Torehan pada dua turnamen akbar sebelumnya, Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2008, menjadi tolok ukurnya. Saat itu Les Bleus tumbang di fase grup.Tak mengherankan bila lantas mereka tidak dipandang memiliki kekuatan seperti layaknya Jerman, Belanda atau Spanyol. Performa Prancis sebelum mengantongi tiket ke putaran final tidaklah meyakinkan.
Walau terbang ke Polandia-Ukraina dengan status juara Grup D, Prancis hanya memimpin satu angka dari Bosnia-Herzegovina. Di Piala Eropa,armada Laurent Blanc bergabung di Grup D bersama Inggris, Ukraina, dan Swedia. Meladeni tiga tim tersebut, Blanc mengandalkan generasi 87 untuk merebut mahkota Eropa.Generasi 87 adalah para pemain yang membawa Prancis menjuarai Piala Eropa U-17 pada 2004.
Saat itu,Samir Nasri, Hatem ben Arfa, Karim Benzema, dan Jeremy Menez melumat Spanyol yang dihuni Cesc Fabregas dan Gerard Pique 2-1 di partai puncak.Punggawa Les Bleus kala itu mayoritas kelahiran 1987.Delapan tahun berlalu. Ditambah Blaise Matuidi, untuk pertama kali generasi 87 itu berkumpul untuk membela tim Ayam Jantan dalam sebuah turnamen besar. Blanc yakin kehadiran alumnus Piala Eropa U-17 akan membantu Prancis memperbaiki nama besarnya di panggung sepak bola dunia.
Generasi 1987 itu menggantikan generasi emas Prancis saat menjuarai Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000. Sementara itu,sama seperti Polandia,Ukraina merebut status unggulan hanya karena merupakan tuan rumah Piala Eropa 2012.Tidak perlu berlaga di fase kualifikasi, Andriy Shevchenko dkk merasakan sengitnya turnamen paling bergengsi di Benua Biru. Sejak merdeka, Ukraina hanya pernah sekali tampil di kompetisi akbar sepak bola. Pada Piala Dunia 2006, Ukraina mencapai perempat final.
Oleg Blokhin, pria yang meloloskan Ukraina ke Piala Dunia,masih bertahan sebagai pelatih tim. Dia konsisten mengandalkan para pemain lokalnya. Hanya tiga yang bermain di luar negeri, yakni kapten gelandang Anatoliy Tymoshchuk (Bayern Muenchen), kiper Andriy Dikan (Spartak Moskow), dan penyerang Andriy Voronin (Dinamo Moskow).
Sementara itu, Perdana Menteri Ukraina Mykola Azarov mendapat kecaman menyusul fotonya saat menenggak minuman keras bersama pendukung Swedia beredar. Azarov memenangkan taruhan bir saat Ukraina bersua Swedia. Kelakuan Azarov diprotes kubu oposisi lantaran acara minum bir itu dilakukan pada jam kerja .
Sindo |
0 komentar:
Posting Komentar