TB Indonesia News - Pemilik baru merek mobil sport asal Inggris,
Lotus, menegaskan tidak memiliki rencana untuk menjual saham mereka
meski adanya penonaktifan CEO Lotus Dany Bahar.
Pengunduran diri Bahar pada Jumat pekan lalu, memicu isu bahwa DRB-HICOM, perusahaan Malaysia pemilik Lotus, akan menjual merek itu karena terus merugi. DRB-HICOM membeli Proton, perusahaan induk Malaysia dari Lotus, pada Januari.
Proton mengeluarkan pernyataan pada Senin bahwa DRB-HICOM tidak memiliki rencana menjual Lotus. "Kami mengakui Lotus dapat memberikan nilai ke Proton. Lotus adalah merek yang unik dengan dengan posisi dan kehadiran di dunia, ditambah dengan keahlian teknik yang tak tertandingi dan tenaga kerja yang berbakat," kata Proton.
Bahar mengundurkan diri agar memudahkan investigasi terkait keluhan atas perilakunya, kata pernyataan itu, tanpa menyebutkan rincian pengaduan.
Proton dan DRB-HICOM sedang meninjau rencana bisnis dan keuangan semua perusahaan Group Lotus, katanya.
Bahar yang juga mantan kepala penjualan Ferrari bergabung Lotus pada 2009 dengan rencana ambisius yaitu meluncurkan produk baru dan menggenjot penjualan sebanyak empat kali sebanyak 8.000 unit.
"Dany Bahar adalah pemain kunci di balik perubahan Lotus," kata seorang analis di Capital RHB Alexander Chia. "Jika dia dibersihkan, manajemen akan senang untuk terus mendanai Lotus. Jika dia keluar, akan ada banyak ketidakpastian di mana untuk Lotus."
Seorang pembeli China dan dana investasi disebut-sebut dalam laporan media sebagai pembeli potensial Lotus. Shanghai Automotive Industry Corp membantah tertarik membeli Lotus.
Lotus terkenal dalam industri otomotif karena berhasil merancang frame ringan selama puluhan tahun.
DRB-HICOM yang dikendalikan oleh miliarder Syed Mokhtar Al-Bukhary memiliki Lotus setelah mengakuisisi saham mayoritas Proton. Para pemilik baru telah menyewa konsultan KPMG untuk mengevaluasi Lotus, kata seseorang yang akrab dengan masalah pada bulan lalu.
DRB mengatakan pada Maret, mereka mungkin saja menjual Lotus jika tidak memenuhi target kinerja dan keputusan itu akan dilakukan setelah evaluasi menyeluruh. Pilihan lainnya yaitu mengubah manajemen Lotus atau mengganti pendekatan bisnis, kata Managing Director Mohd Jamil Khamil.
Pengunduran diri Bahar pada Jumat pekan lalu, memicu isu bahwa DRB-HICOM, perusahaan Malaysia pemilik Lotus, akan menjual merek itu karena terus merugi. DRB-HICOM membeli Proton, perusahaan induk Malaysia dari Lotus, pada Januari.
Proton mengeluarkan pernyataan pada Senin bahwa DRB-HICOM tidak memiliki rencana menjual Lotus. "Kami mengakui Lotus dapat memberikan nilai ke Proton. Lotus adalah merek yang unik dengan dengan posisi dan kehadiran di dunia, ditambah dengan keahlian teknik yang tak tertandingi dan tenaga kerja yang berbakat," kata Proton.
Bahar mengundurkan diri agar memudahkan investigasi terkait keluhan atas perilakunya, kata pernyataan itu, tanpa menyebutkan rincian pengaduan.
Proton dan DRB-HICOM sedang meninjau rencana bisnis dan keuangan semua perusahaan Group Lotus, katanya.
Bahar yang juga mantan kepala penjualan Ferrari bergabung Lotus pada 2009 dengan rencana ambisius yaitu meluncurkan produk baru dan menggenjot penjualan sebanyak empat kali sebanyak 8.000 unit.
"Dany Bahar adalah pemain kunci di balik perubahan Lotus," kata seorang analis di Capital RHB Alexander Chia. "Jika dia dibersihkan, manajemen akan senang untuk terus mendanai Lotus. Jika dia keluar, akan ada banyak ketidakpastian di mana untuk Lotus."
Seorang pembeli China dan dana investasi disebut-sebut dalam laporan media sebagai pembeli potensial Lotus. Shanghai Automotive Industry Corp membantah tertarik membeli Lotus.
Lotus terkenal dalam industri otomotif karena berhasil merancang frame ringan selama puluhan tahun.
DRB-HICOM yang dikendalikan oleh miliarder Syed Mokhtar Al-Bukhary memiliki Lotus setelah mengakuisisi saham mayoritas Proton. Para pemilik baru telah menyewa konsultan KPMG untuk mengevaluasi Lotus, kata seseorang yang akrab dengan masalah pada bulan lalu.
DRB mengatakan pada Maret, mereka mungkin saja menjual Lotus jika tidak memenuhi target kinerja dan keputusan itu akan dilakukan setelah evaluasi menyeluruh. Pilihan lainnya yaitu mengubah manajemen Lotus atau mengganti pendekatan bisnis, kata Managing Director Mohd Jamil Khamil.
Antara
0 komentar:
Posting Komentar