TB Indonesia News – Tim Search and Rescue
(SAR) akhirnya berhasil mencapai lokasi kecelakaan pesawat Sukhoi
Superjet 100 (SSJ-100) di Gunung Salak kemarin. Mereka menemukan jenazah
korban dalam kondisi mengenaskan di antara puing-puing pesawat yang
hancur lantaran menabrak lereng gunung. Seorang anggota tim SAR, Ridwan
Hakim, mengaku menemukan serpihan tubuh manusia di tebing yang berjarak
10 meter dari jalur pencarian antara Puncak 1 dan Puncak 2 Gunung Salak
sekitar pukul 10.15 WIB.
”Untuk turun ke lokasi penemuan harus menggunakan teknik rappelling (teknik turun menggunakan tali),”ujar Ridwan di Posko Embrio, Desa Cipelang,Kecamatan Cijeruk, Bogor,Jawa Barat,kemarin. Seluruh serpihan yang ditemukan di ketinggian 2.000,5 meter dari permukaan laut (mdpl) itu diduga berasal dari beberapa korban berjenis kelamin pria dan wanita. Dari serpihan tubuh korban yang ditemukan, tim SAR mencium aroma terbakar. ”Bila melihat kondisi jenazah, kami menduga pesawat meledak saat terjatuh,” kata anggota Mapala Universitas Indonesia (UI) itu.
Pesawat SSJ-100 yang tengahmelakukan joyflight dalam rangka promosi di Indonesia, Rabu (9/5), menabrak tebing lereng Gunung Salak, tepatnya di Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pesawat mengangkut 45 orang yang terdiriatas 8 awak dan 37 penumpang.Penumpang di antaranya merupakan para pebisnis di bidang penerbangan dan jurnalis. Tim SAR gabungan yang terdiri atas personel Basarnas,TNI dari berbagai kesatuan, polisi, mapala, dan relawan dikerahkan untuk mengevakuasi korban.
Selain menemukan tubuh para korban,kemarin tim SAR juga menemukan sejumlah barang yang diyakini milik korban. Di antaranya kartu tanda penduduk (KTP), kartu ATM, laptop, dan paspor. ”Di sekitar tumpukan jenazah korban juga ada beberapa lembar uang pecahan dolar Amerika Serikat,”katanya. Ketua Tim Pencarian,Kolonel (Inf) AM Putranto, mengatakan, pada hari ketiga pascakecelakaan pesawat SSJ-100, jenazah korban yang telah ditemukan dimasukkan ke dalam 12 kantong mayat.
Hingga kemarin sore tim SAR baru berhasil mengangkat enam kantong mayat hingga ketinggian 2.211 mdpl, yang menjadi lokasi pendaratan helikopter. Adapun enam lainnya masih berada di lokasi kecelakaan. ”Sisanya akan terus diupayakan agar Sabtu pagi seluruhnya sudah bisa dievakuasi,” kata Putranto. Dia menuturkan, terdapat dua skenario untuk proses evakuasi. Jika dimungkinkan,evakuasi para korban akan dilakukan melalui jalur udara. Dari lokasi penemuan, jenazah langsung diterbangkan menuju Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur.
Skenario lainnya, evakuasi akan melalui jalur darat dengan melibatkan 33 kendaraan ambulans yang akan mengangkut jenazah para korban secara berantai mulai dari helipad yang berada di Posko Cipelang, Kecamatan Cijeruk maupun titik helipad di kawasan Lido, Kabupaten Bogor. ”Kami usahakan evakuasi akan dilakukan secepatnya,” tandasnya. Ketua Search Mission Coordinator Badan SAR Nasional (Basarnas) Ketut Parwa mengatakan, dari informasi tim SAR gabungan, kemungkinan besar tidak ada korban yang selamat pada peristiwa jatuhnya pesawat Sukhoi SSJ-100.
Kondisi badan pesawat yang sudah menjadi kepingan menandakan benturan antara pesawat dan tebing sangat kuat dan para korban yang berada dalam pesawat sudah dipastikan ikut hancur.Ini ditandakan dengan ditemukan jenazah korban yang sudah menjadi bagian-bagian tidak utuh. Selain itu, saat ini tim SAR juga tengah fokus dalam melakukan evakuasi jenazah korban yang sudah dimasukkan dengan kantong mayat.
Namun, belum dipastikan berapa jumlah jenazah yang ada di 12 kantong mayat tersebut karena bercampur dengan anggota tubuh korban yang hancur. ”Kami belum memastikan apakah evakuasi melalui jalur darat atau udara.Namun diharapkan evakuasi bisa segera dilakukan,” kata Ketut. Kepala Basarnas Marsekal Madya Daryatmo mengatakan, kemarin proses evakuasi terpaksa ditunda lantaran selain medan yang sulit dan terjal, kondisi cuaca juga tidak mendukung.
Padahal, pembuatan helipad di sekitar lokasi kecelakaan dan di Cijeruk, Bogor, Jawa Barat, sudah selesai dilakukan. “Cuaca di lereng gunung buruk,”ujarnya. Dia menuturkan, tim SAR telah melakukan proses pencarian terhadap korban di sekitar lokasi kecelakaan sejak pagi, baik melalui jalur udara maupun darat. Sekitar pukul 10.00 WIB tim darat telah sampai di sekitar lokasi,bahkan berhasil menemukan korban. Mereka semua ditemukan dalam keadaan telah meninggal dunia.
Sementara rencana selanjutnya, kata Daryatmo, tim SAR tetap berharap proses evakuasi dilakukan melalui udara dengan menggunakan helikopter Puma sebab saat ini telah dibuatkan helipad di sekitar lokasi kecelakaan dan di Cijeruk. Jika sudah memungkinkan, jenazah yang telah berhasil ditemukan akan dievakuasi melalui udara menuju helipad di Cijeruk. Daryatmo menambahkan, proses evakuasi harus dilakukan secara terukur sebab jika tidak,justru akan membahayakan petugas di lapangan.
Apalagi lokasi jatuhnya pesawat terletak di lereng gunung sehingga tantangan yang dihadapi sangat sulit. Selain korban,tim SAR juga akan mencari kotak hitam pesawat. Namun, sementara ini pencarian lebih difokuskan pada pencarian dan evakuasi korban. Pencarian kotak hitam (black box) baru akan dilakukan setelah semua korban berhasil dievakuasi.
Adapun proses identifikasi korban akan dilakukan tim Disaster Victim Identification (DVI) yang memang bertugas melakukan proses identifikasi. Direktur Eksekutif DVI Mabes Polri Kombes Pol Anton Castilani mengatakan, pihaknya sudah membagi tim DVI dalam tiga kelompok di antaranya di Halim Perdanakusumah untuk ante mortem,tim di lokasi jatuhnya pesawat,dan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Bukti yang diterima dari anggota keluarga yang berhasil dikumpulkan di posko ante mortem akan dicocokkan dengan apa yang didapat dari jenazah korban sebelum kemudian dikirim ke Rumah Sakit Polri. Menurut dia, proses identifikasi tidak mudah, apalagi yang akan dilakukan identifikasi bentuk tubuh yang sudah tidak utuh. Karena itu, pihaknya meminta kesabaran dan pengertian anggota keluarga.
”Untuk turun ke lokasi penemuan harus menggunakan teknik rappelling (teknik turun menggunakan tali),”ujar Ridwan di Posko Embrio, Desa Cipelang,Kecamatan Cijeruk, Bogor,Jawa Barat,kemarin. Seluruh serpihan yang ditemukan di ketinggian 2.000,5 meter dari permukaan laut (mdpl) itu diduga berasal dari beberapa korban berjenis kelamin pria dan wanita. Dari serpihan tubuh korban yang ditemukan, tim SAR mencium aroma terbakar. ”Bila melihat kondisi jenazah, kami menduga pesawat meledak saat terjatuh,” kata anggota Mapala Universitas Indonesia (UI) itu.
Pesawat SSJ-100 yang tengahmelakukan joyflight dalam rangka promosi di Indonesia, Rabu (9/5), menabrak tebing lereng Gunung Salak, tepatnya di Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pesawat mengangkut 45 orang yang terdiriatas 8 awak dan 37 penumpang.Penumpang di antaranya merupakan para pebisnis di bidang penerbangan dan jurnalis. Tim SAR gabungan yang terdiri atas personel Basarnas,TNI dari berbagai kesatuan, polisi, mapala, dan relawan dikerahkan untuk mengevakuasi korban.
Selain menemukan tubuh para korban,kemarin tim SAR juga menemukan sejumlah barang yang diyakini milik korban. Di antaranya kartu tanda penduduk (KTP), kartu ATM, laptop, dan paspor. ”Di sekitar tumpukan jenazah korban juga ada beberapa lembar uang pecahan dolar Amerika Serikat,”katanya. Ketua Tim Pencarian,Kolonel (Inf) AM Putranto, mengatakan, pada hari ketiga pascakecelakaan pesawat SSJ-100, jenazah korban yang telah ditemukan dimasukkan ke dalam 12 kantong mayat.
Hingga kemarin sore tim SAR baru berhasil mengangkat enam kantong mayat hingga ketinggian 2.211 mdpl, yang menjadi lokasi pendaratan helikopter. Adapun enam lainnya masih berada di lokasi kecelakaan. ”Sisanya akan terus diupayakan agar Sabtu pagi seluruhnya sudah bisa dievakuasi,” kata Putranto. Dia menuturkan, terdapat dua skenario untuk proses evakuasi. Jika dimungkinkan,evakuasi para korban akan dilakukan melalui jalur udara. Dari lokasi penemuan, jenazah langsung diterbangkan menuju Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur.
Skenario lainnya, evakuasi akan melalui jalur darat dengan melibatkan 33 kendaraan ambulans yang akan mengangkut jenazah para korban secara berantai mulai dari helipad yang berada di Posko Cipelang, Kecamatan Cijeruk maupun titik helipad di kawasan Lido, Kabupaten Bogor. ”Kami usahakan evakuasi akan dilakukan secepatnya,” tandasnya. Ketua Search Mission Coordinator Badan SAR Nasional (Basarnas) Ketut Parwa mengatakan, dari informasi tim SAR gabungan, kemungkinan besar tidak ada korban yang selamat pada peristiwa jatuhnya pesawat Sukhoi SSJ-100.
Kondisi badan pesawat yang sudah menjadi kepingan menandakan benturan antara pesawat dan tebing sangat kuat dan para korban yang berada dalam pesawat sudah dipastikan ikut hancur.Ini ditandakan dengan ditemukan jenazah korban yang sudah menjadi bagian-bagian tidak utuh. Selain itu, saat ini tim SAR juga tengah fokus dalam melakukan evakuasi jenazah korban yang sudah dimasukkan dengan kantong mayat.
Namun, belum dipastikan berapa jumlah jenazah yang ada di 12 kantong mayat tersebut karena bercampur dengan anggota tubuh korban yang hancur. ”Kami belum memastikan apakah evakuasi melalui jalur darat atau udara.Namun diharapkan evakuasi bisa segera dilakukan,” kata Ketut. Kepala Basarnas Marsekal Madya Daryatmo mengatakan, kemarin proses evakuasi terpaksa ditunda lantaran selain medan yang sulit dan terjal, kondisi cuaca juga tidak mendukung.
Padahal, pembuatan helipad di sekitar lokasi kecelakaan dan di Cijeruk, Bogor, Jawa Barat, sudah selesai dilakukan. “Cuaca di lereng gunung buruk,”ujarnya. Dia menuturkan, tim SAR telah melakukan proses pencarian terhadap korban di sekitar lokasi kecelakaan sejak pagi, baik melalui jalur udara maupun darat. Sekitar pukul 10.00 WIB tim darat telah sampai di sekitar lokasi,bahkan berhasil menemukan korban. Mereka semua ditemukan dalam keadaan telah meninggal dunia.
Sementara rencana selanjutnya, kata Daryatmo, tim SAR tetap berharap proses evakuasi dilakukan melalui udara dengan menggunakan helikopter Puma sebab saat ini telah dibuatkan helipad di sekitar lokasi kecelakaan dan di Cijeruk. Jika sudah memungkinkan, jenazah yang telah berhasil ditemukan akan dievakuasi melalui udara menuju helipad di Cijeruk. Daryatmo menambahkan, proses evakuasi harus dilakukan secara terukur sebab jika tidak,justru akan membahayakan petugas di lapangan.
Apalagi lokasi jatuhnya pesawat terletak di lereng gunung sehingga tantangan yang dihadapi sangat sulit. Selain korban,tim SAR juga akan mencari kotak hitam pesawat. Namun, sementara ini pencarian lebih difokuskan pada pencarian dan evakuasi korban. Pencarian kotak hitam (black box) baru akan dilakukan setelah semua korban berhasil dievakuasi.
Adapun proses identifikasi korban akan dilakukan tim Disaster Victim Identification (DVI) yang memang bertugas melakukan proses identifikasi. Direktur Eksekutif DVI Mabes Polri Kombes Pol Anton Castilani mengatakan, pihaknya sudah membagi tim DVI dalam tiga kelompok di antaranya di Halim Perdanakusumah untuk ante mortem,tim di lokasi jatuhnya pesawat,dan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Bukti yang diterima dari anggota keluarga yang berhasil dikumpulkan di posko ante mortem akan dicocokkan dengan apa yang didapat dari jenazah korban sebelum kemudian dikirim ke Rumah Sakit Polri. Menurut dia, proses identifikasi tidak mudah, apalagi yang akan dilakukan identifikasi bentuk tubuh yang sudah tidak utuh. Karena itu, pihaknya meminta kesabaran dan pengertian anggota keluarga.
Sindo | |
0 komentar:
Posting Komentar