Inilah hasil survei
Pusbangsospol Indonesia yang dipublikasikan, Rabu (15/2/2012) tentang
popularitas calin Gubernur DKI Jakarta.
TB Indonesia News - Sejak awal
2012, berbagai lembaga survei sudah merilis hasil polling tentang calon
Gubernur dan Wakil Gubernur yang terpopuler. Media massa pun gencar
mempublikasikannya hingga tercipta opini bagi warga Jakarta.
Deputi
ilmu-ilmu sosial LPPM Universitas Nasional Firdaus Syam, mengatakan,
media memegang peranan penting dalam memberitakan hasil survei ini.
Untuk itu, media juga harus mengamati pergerakan survei yang ada bukan
hanya berkaitan dengan jumlah atau persentase.
"Media harus
kritis. Yang penting sekarang bagaimana melakukan proses revitalisasi
yang benar dan menyebarkan pendidikan politik yang benar," kata Firdaus,
dalam diskusi publik Carut Marut Hasil Survei di DKI Jakarta, di Wisma
Kodel, Jakarta, Selasa (29/5/2012).
Menurutnya, survei apapun dan
bentuk metodenya akan mempengaruhi opini. Justru hasil survei dari satu
lembaga harus diimbangi dengan hasil-hasil survei dari lembaga lainnya.
"Lewat hasil survei ini memberi tahu kepada orang atas hasil objek
yang dikaji. Dari sini, kandidat juga bisa melihat bagaimana pemetaan
politik terakhir," jelas Firdaus.
Ia mengungkapkan, hasil survei
secara akademik dapat melihat pergerakan suara publik dan kecenderungan
yang mungkin terjadi. Untuk itu, hasil survei ini harusnya tidak
dimanipulasi dan tetap jujur karena konsekuensi moralnya sangat tinggi.
"Kalau terjadi permainan survei, maka akan terjadi distrust. Integritas moral yang dipertaruhkan, bukan masalah menang dan kalah," ungkapnya.
"Media
juga dituntut untuk bisa kritis. Lihat motif surveinya apa? Apakah
ingin memenangkan kandidat tertentu atau memang ingin membuka fakta,"
tandasnya.
Kompas
0 komentar:
Posting Komentar