TB Indonesia News - Wakil Presiden Boediono mengatakan bahwa
malaria bisa disembuhkan karena dirinya pernah menderita penyakit
tersebut pada saat berusia 10 tahun dan pada sekarang sudah sembuh
total.
"Saya pernah sakit malaria saat usia saya 10 tahun dan bisa sembuh dengan total dan bisa jadi wakil presiden," kata Wakil Presiden Boediono pada acara Peringatan Hari Malaria Sedunia di Jakarta, Kamis malam.
Wapres mengatakan hal tersebut untuk memotivasi masyarakat dalam memberantas malaria karena dia meyakini penyakit tersebut bisa disembuhkan.
Boediono bahkan mengatakan, pada saat itu dia hanya menggunakan obat pil kina untuk mengobati malaria yang dideritanya.
Untuk itu, Boediono menantang para penggiat di bidang pemberantasan malaria untuk melakukan eliminasi terhadap penyakit tersebut sebelum tahun 2030.
"Jangan sampai generasi muda kita menunggu hingga tahun 2030 untuk bebas dari malaria," katanya.
Dia menambahkan, untuk mewujudkan Indonesia bebas dari malaria diperlukan berbagai hal diantaranya dilakukan secara bersama dan tidak bersifat parsial.
"Gerakan ini harus mencakup semua pihak, semua pemangku kepentingan, para ahli, masyarakat hingga dunia usaha dan swasta harus ikut bersama dalam gerakan memberantas malaria," katanya.
Wapres juga meminta gerakan memberantas malaria harus dilakukan secara berkesinambungan.
Sementara itu, peringatan hari malaria sedunia dihadiri oleh Puteri Astrid dari Kerajaan Belgia yang merupakan duta Roll Back Malaria (RBM).
Dirinya datang ke Indonesia untuk melihat program pengendalian malaria di Indonesia dari tingkat pusat hingga pelaksanaan di lapangan.
Selain itu hadir pula Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar, dan Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti.
"Saya pernah sakit malaria saat usia saya 10 tahun dan bisa sembuh dengan total dan bisa jadi wakil presiden," kata Wakil Presiden Boediono pada acara Peringatan Hari Malaria Sedunia di Jakarta, Kamis malam.
Wapres mengatakan hal tersebut untuk memotivasi masyarakat dalam memberantas malaria karena dia meyakini penyakit tersebut bisa disembuhkan.
Boediono bahkan mengatakan, pada saat itu dia hanya menggunakan obat pil kina untuk mengobati malaria yang dideritanya.
Untuk itu, Boediono menantang para penggiat di bidang pemberantasan malaria untuk melakukan eliminasi terhadap penyakit tersebut sebelum tahun 2030.
"Jangan sampai generasi muda kita menunggu hingga tahun 2030 untuk bebas dari malaria," katanya.
Dia menambahkan, untuk mewujudkan Indonesia bebas dari malaria diperlukan berbagai hal diantaranya dilakukan secara bersama dan tidak bersifat parsial.
"Gerakan ini harus mencakup semua pihak, semua pemangku kepentingan, para ahli, masyarakat hingga dunia usaha dan swasta harus ikut bersama dalam gerakan memberantas malaria," katanya.
Wapres juga meminta gerakan memberantas malaria harus dilakukan secara berkesinambungan.
Sementara itu, peringatan hari malaria sedunia dihadiri oleh Puteri Astrid dari Kerajaan Belgia yang merupakan duta Roll Back Malaria (RBM).
Dirinya datang ke Indonesia untuk melihat program pengendalian malaria di Indonesia dari tingkat pusat hingga pelaksanaan di lapangan.
Selain itu hadir pula Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar, dan Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti.
AntaraNews
0 komentar:
Posting Komentar