Mantan Deputi, Megananda, yang menjadi Dirut Holding PTPN dinilai sebagai titipan Parpol
TB Indonesia News - Penunjukan mantan Deputi Bidang
Usaha Industri Primer Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
Megananda Daryono, menjadi direktur utama holding PT Perkebunan
Nusantara ramai dibicarakan di dunia maya. Hal itu terkait integritas
Megananda yang diragukan.
Dalam sebuah account twitter tak bernama, Megananda disebut-sebut sebagai deputi binaan dari sebuah partai politik. Penunjukan Megananda dianggap sebagai bentuk intervensi partai tersebut.
Dalam sebuah account twitter tak bernama, Megananda disebut-sebut sebagai deputi binaan dari sebuah partai politik. Penunjukan Megananda dianggap sebagai bentuk intervensi partai tersebut.
Menanggapi keraguan masyarakat tersebut, Menteri BUMN Dahlan Iskan
mengatakan dirinya sama sekali tak memiliki keraguan terhadap integritas
Megananda.
"Ada yang bilang binaan Golkar, ada yang bilang binaan PDI-P, ada
yang bilang binaan PKS. Aku tidak tahu (Megananda) binaan siapa," kata
Dahlan Iskan saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin, 5 Maret
2012.
Dahlan menyatakan keyakinannya muncul karena karena dari penuturan Megananda ke dirinya, mantan deputi itu pernah dipanggil 15 kali oleh mantan bendahara partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin. Tersangka korupsi wisma Atlet itu meminta Megananda untuk memasukkan orang-orangnya ke dalam jajaran manajemen BUMN perkebunan.
"Beliau pernah cerita 15 kali dipanggil Nazaruddin, ditekan, tapi tidak satupun yang dituruti," kata Dahlan. "saya cek integritasnya bagus."
Selain masalah integritas, mantan Dirut PLN ini juga mengaku alasan pemilihan Megananda karena dia merupakan salah satu orang yang membidani lahirnya holding perusahaan perkebunan tersebut. Penunjukan Megananda diharapkan bisa membantu merealisasikan terbentuknya Holding.
Dahlan menyatakan keyakinannya muncul karena karena dari penuturan Megananda ke dirinya, mantan deputi itu pernah dipanggil 15 kali oleh mantan bendahara partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin. Tersangka korupsi wisma Atlet itu meminta Megananda untuk memasukkan orang-orangnya ke dalam jajaran manajemen BUMN perkebunan.
"Beliau pernah cerita 15 kali dipanggil Nazaruddin, ditekan, tapi tidak satupun yang dituruti," kata Dahlan. "saya cek integritasnya bagus."
Selain masalah integritas, mantan Dirut PLN ini juga mengaku alasan pemilihan Megananda karena dia merupakan salah satu orang yang membidani lahirnya holding perusahaan perkebunan tersebut. Penunjukan Megananda diharapkan bisa membantu merealisasikan terbentuknya Holding.
"Mengantarkan bisa sampai terminal, bisa sampai tujuan," kata Dahlan
saat disinggung mengenai masa jabatan yang akan dipegang Megananda.
Kementerian BUMN, khawatir penunjukan orang baru untuk memimpin
holding BUMN, hanya akan membuat proses pembentukan induk usaha
perusahaan perkebunan pelat merah itu menjadi kurang lancar.
"Kalau dirutnya orang baru, tidak dikenal oleh dirut-dirut PTPN, maka
proses pembentukan holdingnya nanti kurang lancar," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar