Peringatan ini sendiri muncul dari badai matahari yang terjadi Kamis lalu.
TB Indinesia News - Penduduk Bumi belum bisa sepenuhnya
bernapas lega setelah badai matahari pada 8 Maret lalu. Menurut pakar
antariksa, ada lima atau enam badai besar lagi yang akan datang dalam 18
bulan mendatang.
Seperti diberitakan Telegraph, ilmuwan antariksa Maggie Aderin-Pocock menilai dalam insiden alam ini matahari memancarkan sejumlah besar material. "Lima atau enam yang besar dan beberapa yang kecil," kata Aderin-Pocock. Tapi, imbuhnya, jilatan badai matahari ini tidak selalu mengarah ke Bumi.
Peringatan ini sendiri muncul dari badai matahari yang terjadi Kamis lalu. Para ahli berspekulasi akan ada pemadaman listrik, gangguan GPS, dan gangguan besar pada industri penerbangan seiring lontaran partikel dari Matahari sampai ke Bumi dengan kecepatan 4 juta mil per jam.
Sejauh ini, badai Matahari tidak memberi gangguan berarti pada teknologi di Bumi, apalagi sampai mengancam keberadaan manusia. "Sejauh ini tidak ada laporan kerusakan. Tapi, badai ini baru permulaan," kata Aderin-Pocock.
Meski badai Matahari yang lalu tidak terlalu berdampak luas, dia mengingatkan kemungkinan ada badai yang lebih besar di kemudian hari. Saat memancarkan partikel bermuatan tersebut, matahari juga menciptakan medan magnetik. Dan badai ini bisa bergerak ke arah mana pun. Jika langsung menuju Bumi, penduduk bisa menyaksikan Cahaya Utara atau aurora.
Satelit menjadi salah satu piranti yang paling rentan terkena dampak badai matahari ini. "Puncak badai ini akhir 2013. Kita akan melewati cuaca antariksa yang berat ke depan tapi setelah itu akan mereda."
Sementara itu, peneliti antariksa dari Imperial College London, Jonathan Eastwood, menjelaskan saat ini medan magnetik Bumi sedang mencoba membelokkan material Matahari di sekitarnya. Dan, peneliti di Inggris dan seluruh dunia sedang mengamati apakah medan magnetik ini bisa bertahan.
Craig Underwood dari University of Surrey menilai badai ini memang paling besar dalam beberapa tahun terakhir tapi bukan yang paling parah. Dia juga menegaskan peristiwa alam ini menjadi peringatan pada manusia. "Bagaimana kehidupan modern kita sangat tergantung pada teknologi antariksa dan jaringan listrik nasional."
Seperti diberitakan Telegraph, ilmuwan antariksa Maggie Aderin-Pocock menilai dalam insiden alam ini matahari memancarkan sejumlah besar material. "Lima atau enam yang besar dan beberapa yang kecil," kata Aderin-Pocock. Tapi, imbuhnya, jilatan badai matahari ini tidak selalu mengarah ke Bumi.
Peringatan ini sendiri muncul dari badai matahari yang terjadi Kamis lalu. Para ahli berspekulasi akan ada pemadaman listrik, gangguan GPS, dan gangguan besar pada industri penerbangan seiring lontaran partikel dari Matahari sampai ke Bumi dengan kecepatan 4 juta mil per jam.
Sejauh ini, badai Matahari tidak memberi gangguan berarti pada teknologi di Bumi, apalagi sampai mengancam keberadaan manusia. "Sejauh ini tidak ada laporan kerusakan. Tapi, badai ini baru permulaan," kata Aderin-Pocock.
Meski badai Matahari yang lalu tidak terlalu berdampak luas, dia mengingatkan kemungkinan ada badai yang lebih besar di kemudian hari. Saat memancarkan partikel bermuatan tersebut, matahari juga menciptakan medan magnetik. Dan badai ini bisa bergerak ke arah mana pun. Jika langsung menuju Bumi, penduduk bisa menyaksikan Cahaya Utara atau aurora.
Satelit menjadi salah satu piranti yang paling rentan terkena dampak badai matahari ini. "Puncak badai ini akhir 2013. Kita akan melewati cuaca antariksa yang berat ke depan tapi setelah itu akan mereda."
Sementara itu, peneliti antariksa dari Imperial College London, Jonathan Eastwood, menjelaskan saat ini medan magnetik Bumi sedang mencoba membelokkan material Matahari di sekitarnya. Dan, peneliti di Inggris dan seluruh dunia sedang mengamati apakah medan magnetik ini bisa bertahan.
Craig Underwood dari University of Surrey menilai badai ini memang paling besar dalam beberapa tahun terakhir tapi bukan yang paling parah. Dia juga menegaskan peristiwa alam ini menjadi peringatan pada manusia. "Bagaimana kehidupan modern kita sangat tergantung pada teknologi antariksa dan jaringan listrik nasional."
Sumber : VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar