Kampanye calon presiden Timor Leste
"Dia tidak lagi bisa berbicara dengan famili dan paramedis yang merawatnya."
TB Indonesia News - Kondisi kesehatan Francisco Xavier
do Amaral, salah seorang kandidat Presiden Timor Leste, yang kini tengah
kritis dan dirawat di Rumah Sakit Nasional Guido Valadares, Dili,
membuat sibuk semua pihak.
Bagaimana tidak. Pasal 26 undang-undang Pemilu negara tersebut secara tegas menyatakan, jika seorang kandidat presiden meninggal dunia atau tidak dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik, proses Pemilu harus dibatalkan dan dimulai dari proses awal.
Alasan itu pula, yang membuat Parlamen Nasional Timor Leste, Kamis (01/03) petang mengambil langkah cepat dengan melakukan amandemen terhadap pasal 26 undang-undang Pemilu di negara itu.
Presiden Timor Leste, José Ramos Horta, kepada wartawan, beberapa waktu lalu mengatakan kondisi kesehatan yang kritis dari mantan Presiden Fretilin dan juga Proklamator Kemerdekaan RDTL 1975 itu, bisa mengakibatkan gagalnya Pemilu Presiden Timor Leste 2012.
“Kondisi kesehatan Xavier mulai kritis. Dia tidak lagi bisa berbicara dengan famili dan paramedis yang merawatnya,” jelas Horta usai menjenguk Xavier di ruang VIP, RSU Guido Valadares, Dili, Rabu malam.
Sejak beberapa pekan lalu, Horta telah mendesak pemerintah dan Parlemen Nasional negara itu untuk segera mengamandemen undang-undang Pemilu. Khususnya pasal 26. “Jika tidak secepatnya, maka tak ada jaminan bagi pelaksanaan Pemilu presiden 2012,” kata Horta lagi.
Sementara itu, Ketua Komisi Nasional Pemilu Timor Leste, Faustino Cardoso mengatakan pihaknya hanya menunggu keputusan Parlemen Nasional Timor Leste. “Yang jelas, UU Pemilu telah diberlakukan. Jika Parlemen Nasional dalam waktu dekat bisa mengamandemen pasal 26 UU Pemilu, maka pasal tersebut tidak lagi bisa diberlakukan,” jelas Cardoso.
Francisco Xavier do Amaral, merupakan kandidat presiden TL dari Partai Asosiasi Sosial Demokrat Timorense (ASDT). Dalam Pemilu presiden 2012, selain diusung partai yang dipimpinnya, Xavier juga mendapat dukungan dari sejumlah partai kecil yang tergabung dalam Blok Proklamador.
Bagaimana tidak. Pasal 26 undang-undang Pemilu negara tersebut secara tegas menyatakan, jika seorang kandidat presiden meninggal dunia atau tidak dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik, proses Pemilu harus dibatalkan dan dimulai dari proses awal.
Alasan itu pula, yang membuat Parlamen Nasional Timor Leste, Kamis (01/03) petang mengambil langkah cepat dengan melakukan amandemen terhadap pasal 26 undang-undang Pemilu di negara itu.
Presiden Timor Leste, José Ramos Horta, kepada wartawan, beberapa waktu lalu mengatakan kondisi kesehatan yang kritis dari mantan Presiden Fretilin dan juga Proklamator Kemerdekaan RDTL 1975 itu, bisa mengakibatkan gagalnya Pemilu Presiden Timor Leste 2012.
“Kondisi kesehatan Xavier mulai kritis. Dia tidak lagi bisa berbicara dengan famili dan paramedis yang merawatnya,” jelas Horta usai menjenguk Xavier di ruang VIP, RSU Guido Valadares, Dili, Rabu malam.
Sejak beberapa pekan lalu, Horta telah mendesak pemerintah dan Parlemen Nasional negara itu untuk segera mengamandemen undang-undang Pemilu. Khususnya pasal 26. “Jika tidak secepatnya, maka tak ada jaminan bagi pelaksanaan Pemilu presiden 2012,” kata Horta lagi.
Sementara itu, Ketua Komisi Nasional Pemilu Timor Leste, Faustino Cardoso mengatakan pihaknya hanya menunggu keputusan Parlemen Nasional Timor Leste. “Yang jelas, UU Pemilu telah diberlakukan. Jika Parlemen Nasional dalam waktu dekat bisa mengamandemen pasal 26 UU Pemilu, maka pasal tersebut tidak lagi bisa diberlakukan,” jelas Cardoso.
Francisco Xavier do Amaral, merupakan kandidat presiden TL dari Partai Asosiasi Sosial Demokrat Timorense (ASDT). Dalam Pemilu presiden 2012, selain diusung partai yang dipimpinnya, Xavier juga mendapat dukungan dari sejumlah partai kecil yang tergabung dalam Blok Proklamador.
Sumber : VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar