Mereka menuntut pemilu bersih dan hengkangnya Putin dari kursi calon presiden.
TB Indonesia News - Ratusan ribu massa anti Perdana
Menteri Vladimir Putin turun ke jalan-jalan di Moskow, Rusia. Mereka
menuntut Putin tidak kembali lagi menjabat sebagai presiden pada
pemilihan mendatang.
Kendati suhu kala itu mencapai -18C, namun pendemo tetap meneriakkan tuntutan mereka, dari stasiun metro Oktyabrskaya ke alun-alun Bolotnaya, dekat Kremlin. Penyelenggara aksi mengatakan, jumlah mereka mencapai lebih dari 120.000 orang, namun polisi mengatakan jumlahnya tidak lebih dari 35.000.
Beberapa demonstran terlihat mengenakan pakaian badut, ksatria ataupun kuda, sementara yang lainnya gaduh memukul genderang. Sekelompok komunis yang turut serta, mengibarkan bendera Soviet. Kebanyakan meneriakkan kata-kata anti Putin.
Kendati suhu kala itu mencapai -18C, namun pendemo tetap meneriakkan tuntutan mereka, dari stasiun metro Oktyabrskaya ke alun-alun Bolotnaya, dekat Kremlin. Penyelenggara aksi mengatakan, jumlah mereka mencapai lebih dari 120.000 orang, namun polisi mengatakan jumlahnya tidak lebih dari 35.000.
Beberapa demonstran terlihat mengenakan pakaian badut, ksatria ataupun kuda, sementara yang lainnya gaduh memukul genderang. Sekelompok komunis yang turut serta, mengibarkan bendera Soviet. Kebanyakan meneriakkan kata-kata anti Putin.
Sebanyak 9.000 pasukan polisi diturunkan untuk mengamankan lokasi. Tidak dilaporkan adanya bentrokan antara kedua pihak.
"Di bawah Putin, banyak pencuri yang berkuasa. Pemerintahannya sangat
tertutup, mereka tidak berbicara kepada rakyat, kami ingin pemimpin
yang mendengarkan kami, dan tidak ingin kekuasaan dipegang satu orang
saja," kata seorang demonstran, Ivan Frolov, 28, dilansir dari The Guardian.
Kemarahan warga kepada Putin diduga muncul setelah rencananya duduk di kursi kepresidenan pada periode mendatang. Kepada media tahun lalu, dia mengatakan akan mencalonkan diri untuk pemilihan presiden Maret nanti. Sementara itu, Presiden Dmitry Medvedev telah menyatakan kesiapannya untuk menjabat perdana menteri.
Selain menentang rencana Putin tersebut, massa juga menuntut dilakukannya pemilihan parlemen ulang. Hal ini menyusul adanya dugaan kecurangan Partai United Russia pimpinan Putin dalam pemilihan tahun lalu. Massa juga mendesak adanya reformasi sistem politik dan pembebasan tahanan politik.
Kemarahan warga kepada Putin diduga muncul setelah rencananya duduk di kursi kepresidenan pada periode mendatang. Kepada media tahun lalu, dia mengatakan akan mencalonkan diri untuk pemilihan presiden Maret nanti. Sementara itu, Presiden Dmitry Medvedev telah menyatakan kesiapannya untuk menjabat perdana menteri.
Selain menentang rencana Putin tersebut, massa juga menuntut dilakukannya pemilihan parlemen ulang. Hal ini menyusul adanya dugaan kecurangan Partai United Russia pimpinan Putin dalam pemilihan tahun lalu. Massa juga mendesak adanya reformasi sistem politik dan pembebasan tahanan politik.
Sumber : VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar