Dua faktor utama adalah krisis Eropa dan tsunami Jepang.
TB Indonesia News – Krisis Eropa dan Tsunami Jepang jadi faktor utama terpangkasnya pertumbuhan penerbangan internasional ke Bali. Tahun lalu pertumbuhan penerbangan internasional dan domestik ada di kisaran 15 persen. Namun akibat krisis dan tsunami, pertumbuhan ini melambat hingga di level 8,3 persen."Sejumlah maskapai internasional sudah tidak lagi terbang ke Bali," kata General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai, Purwanto saat berbincang dengan VIVAnews di sela perayaan 48 tahun PT Angkasa Pura I, Sabtu 25 Februari 2012.
Maskapai itu, imbuhnya, terpaksa memangkas rute-rute penerbangan dengan alasan efisiensi. Misalnya, maskapai dari Australia Qantas dan maskapai asal Jepang.
Sebelum krisis dan tsunami di Jepang, pertumbuhan penerbangan domestik dan internasional hampir seimbang di level 15 persen. Namun setelah krisis dan tsunami, pertumbuhan penerbangan internasional melambat, namun penerbangan domestik justru meningkat. "Pertumbuhan penerbangan domestik mencapai 20 persen, jauh lebih tinggi dari internasional," sebutnya.
Dalam sebulan, jumlah take off dan landing pesawat di Bandara Ngurah Rai pada tahun 2011 sebanyak 8.000 pergerakan pesawat. Rata-rata jumlah penumpang dalam sebulan mencapai satu juta orang. "Dalam setahun jumlah penumpang yang kami layani lebih dari 12 juta penumpang," tandasnya.
Selain disebabkan oleh krisis dan tsunami Jepang, Purwanto memperkirakan ada kejenuhan dari market terhadap destinasi Bali. "Bali ini kecil, mungkin wisatawan mengalami kejenuhan terhadap destinasi sehingga imbasnya terhadap pertumbuhan kunjungan ke Bali," duga Purwanto.
Sumber : VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar