Mereka adalah pemimpin sindikat kriminal terbesar di Jepang dengan 55.000 anggota.
TB Indonwesia News - Pemerintah Amerika Serikat pada
Kamis waktu setempat membekukan aset dan memblokir transaksi tujuh
pemimpin organisasi kriminal internasional. Di antaranya yang dibekukan
adalah aset milik dua pemimpin mafia Jepang atau Yakuza.
Seperti diberitakan Reuters, langkah ini diberlakukan di bawah perintah pemerintahan Barack Obama untuk memutus aliran dana organisasi kriminal internasional. Departemen Keuangan AS langsung memberlakukan sanksi, di antaranya terhadap dua pemimpin Yakuza dari keluarga Yamaguchi-gumi.
Menurut pernyataan Depkeu AS, dua orang tersebut, yaitu pemimpin dan wakilnya, Kenichi Shinoda and Kiyoshi Takayama, telah menjalankan organisasi yang terlibat kejahatan perdagangan manusia, narkoba, prostitusi, pemerasan dan pencucian uang.
Seperti diberitakan Reuters, langkah ini diberlakukan di bawah perintah pemerintahan Barack Obama untuk memutus aliran dana organisasi kriminal internasional. Departemen Keuangan AS langsung memberlakukan sanksi, di antaranya terhadap dua pemimpin Yakuza dari keluarga Yamaguchi-gumi.
Menurut pernyataan Depkeu AS, dua orang tersebut, yaitu pemimpin dan wakilnya, Kenichi Shinoda and Kiyoshi Takayama, telah menjalankan organisasi yang terlibat kejahatan perdagangan manusia, narkoba, prostitusi, pemerasan dan pencucian uang.
Yamaguchi-gumi adalah kelompok Yakuza terbesar yang menguasai bisnis
50 persen bisnis mafia di Jepang. Beranggotakan 55.000 anggota, kelompok
ini dibagi lagi menjadi 850 klan.
Shinoda dan Takiyama disebut-sebut sebagai pembuat kebijakan
organisasi dan kerap memicu bentrokan dengan kelompok lainnya. Kemkeu AS
memperkirakan, keluarga Yakuza ini telah menghasilkan miliaran dolar
dari bisnis haram mereka.
Kelompok Lain
Selain dua orang ini, lima orang lainnya dari geng Brothers' Circle
juga diberi sanksi. Kelompok kriminal ini disebut menjalankan operasi
mereka di Eropa, Timur Tengah, Afrika dan Amerika Latin. Kelompok ini
dikatakan memproduksi obat terlarang di Asia Tengah dan terlibat
jaringan kriminal di Rusia.
"Mereka menggunakan sistem keuangan dan komersial AS untuk memasuki pasar dan menggunakan dana ilegal mereka," kata David Cohen, Direktur Intelijen dan Terorisme di Departemen Keuangan AS. (ren)
"Mereka menggunakan sistem keuangan dan komersial AS untuk memasuki pasar dan menggunakan dana ilegal mereka," kata David Cohen, Direktur Intelijen dan Terorisme di Departemen Keuangan AS. (ren)
0 komentar:
Posting Komentar