Politisi Hanura ini sempat dikira anggota FPI oleh massa dari Dewan Adat Dayak.
TB Indonesia News - Anggota Komisi II DPR Akbar Faizal
melihat langsung 'drama' pengepungan pesawat Sriwijaya Air oleh ratusan
masyarakat adat Dayak di Bandara Cilik Riwut, Palangkaraya, Kalimatan
Tengah. Peristiwa terjadi Sabtu 11 Februari 2012 pagi.
Bahkan, Akbar yang mencoba memediasi dan merelai amuk massa yang tergabung dalam Dewan Adat Dayak (DAD), sempat dikira sebagai salah satu anggota FPI. "Saat saya mencoba mediasi, DAD sempat mempertanyakan saya. Dan mengira saya anggota FPI," kata politisi Hanura saat dihubungi VIVAnews.com.
Bahkan, Akbar yang mencoba memediasi dan merelai amuk massa yang tergabung dalam Dewan Adat Dayak (DAD), sempat dikira sebagai salah satu anggota FPI. "Saat saya mencoba mediasi, DAD sempat mempertanyakan saya. Dan mengira saya anggota FPI," kata politisi Hanura saat dihubungi VIVAnews.com.
Saat peristiwa itu terjadi, Akbar yang dihubungi Sabtu 11 Februari 2012 malam
memang tengah menunggu kedatangan pesawat Garuda yang akan membawanya kembali ke Jakarta. Dia sudah berada di Palangkaraya sejak Jumat, guna mengikuti acara dengan BPN, penyerahan 5.655 sertifikat hak milik ke masyarat seluruh Kalteng.
Tapi pesawat yang akan ditumpainya tertahan di Banjarmasin karena cuaca buruk. Sehingga jadwal penerbangan yang seharusnya pukul 08.25 WIT ke Jakarta menjadi molor.
Saat tengah menunggu pesawat, ia justru mendengar teriakan ratusan warga dari Dewan Adat Dayak (DAD) yang ada di sekitar bandara. Bahkan, ketika pesawat Sriwijaya mendarat, massa langsung masuk ke dalam apron.
"Mereka langsung mengepungnya. Saya berusaha mencari tahu apa yang sedang terjadi. Tetapi tidak ada pihak berwenang bandara yang bisa ditemui," paparnya.
Akhirnya, Akbar memutuskan mendatangi massa untuk mencari tahu apa yang terjadi. Dari situ dia baru mengetahui bahwa Dewan Adat Dayak (DAD) menolak pelantikan pengurus FPI besok. "Di pesawat itu infonya ada orang FPI, jadi mereka mengepungnya," kata Akbar.
Saat kejadian, kapten pesawat memang tidak mau membuka pintunya. Sementara tuntutan massa adalah orang dari FPI dikembalikan.
Tapi usaha Akbar menenangkan massa dan melakukan mediasi tidak berjalan mulus. Ia justru dikira salah satu anggota FPI. "Siapa kamu, FPI?" ujar Akbar menirukan salah satu orang yang tergabung di Dewan Adat Dayak.
Untuk menghindari salah paham yang berkelanjutan, Akbar akhirnya dibawa ke ruang tunggu bandara. Di sana tokoh Dayak datang dan meminta maaf karena ada dari mereka yang tidak mengenalinya.
memang tengah menunggu kedatangan pesawat Garuda yang akan membawanya kembali ke Jakarta. Dia sudah berada di Palangkaraya sejak Jumat, guna mengikuti acara dengan BPN, penyerahan 5.655 sertifikat hak milik ke masyarat seluruh Kalteng.
Tapi pesawat yang akan ditumpainya tertahan di Banjarmasin karena cuaca buruk. Sehingga jadwal penerbangan yang seharusnya pukul 08.25 WIT ke Jakarta menjadi molor.
Saat tengah menunggu pesawat, ia justru mendengar teriakan ratusan warga dari Dewan Adat Dayak (DAD) yang ada di sekitar bandara. Bahkan, ketika pesawat Sriwijaya mendarat, massa langsung masuk ke dalam apron.
"Mereka langsung mengepungnya. Saya berusaha mencari tahu apa yang sedang terjadi. Tetapi tidak ada pihak berwenang bandara yang bisa ditemui," paparnya.
Akhirnya, Akbar memutuskan mendatangi massa untuk mencari tahu apa yang terjadi. Dari situ dia baru mengetahui bahwa Dewan Adat Dayak (DAD) menolak pelantikan pengurus FPI besok. "Di pesawat itu infonya ada orang FPI, jadi mereka mengepungnya," kata Akbar.
Saat kejadian, kapten pesawat memang tidak mau membuka pintunya. Sementara tuntutan massa adalah orang dari FPI dikembalikan.
Tapi usaha Akbar menenangkan massa dan melakukan mediasi tidak berjalan mulus. Ia justru dikira salah satu anggota FPI. "Siapa kamu, FPI?" ujar Akbar menirukan salah satu orang yang tergabung di Dewan Adat Dayak.
Untuk menghindari salah paham yang berkelanjutan, Akbar akhirnya dibawa ke ruang tunggu bandara. Di sana tokoh Dayak datang dan meminta maaf karena ada dari mereka yang tidak mengenalinya.
"Mungkin salah satu dari mereka tidak mengenali saya. Tidak masalah,
saya hanya ingin tidak terjadi hal-hal yang merugikan atau menimbulkan
korban jiwa," kata dia.
Situasi kembali terkendali setelah Gubernur, Kapolda, Akbar dan Ketua Dewan Dayak memberikan keterangan ke massa. Setelah mendapat keterangan itu massa lalu membubarkan diri.
Pesawat yang ditumpangi delegasi FPI akhirnya diterbangkan ke Banjarmasin untuk alasan keamanan.
Situasi kembali terkendali setelah Gubernur, Kapolda, Akbar dan Ketua Dewan Dayak memberikan keterangan ke massa. Setelah mendapat keterangan itu massa lalu membubarkan diri.
Pesawat yang ditumpangi delegasi FPI akhirnya diterbangkan ke Banjarmasin untuk alasan keamanan.
Sumber : VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar