"Kita harus mencari bukti dulu yang kuat. Apalagi, untuk orang penting."
VIVAnews - Mindo Rosalina Manulang buka-bukaan
seputar keterkaitan pihak lain dalam kasus suap wisma atlet saat
bersaksi bagi terdakwa Muhammad Nazaruddin.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berjanji akan mendalami fakta-fakta persidangan yang dilontarkan Rosa. Kesaksian Rosa akan dijadikan sebagai bahan pengembangan penyidikan kasus yang menyita perhatian publik tersebut.
"Tentunya sama-sama kita dalami. Tidak perlu terburu-buru," kata Wakil Ketua KPK Zulkarnain di Jakarta, Selasa 17 Januari 2012.
Menurutnya KPK perlu mendalami fakta-fakta persidangan karena tak mudah menetapkan seseorang terlibat dalam suatu kasus tanpa disertai alat bukti yang kuat. Apalagi, jika orang tersebut adalah orang penting.
"Penegak hukum tidak begitu (mudah menjadikan seseorang tersangka). Kita harus mencari bukti dulu yang kuat. Apalagi, untuk orang penting," ujarnya.
Sebelumnya Mindo Rosalina Manulang menyebut sejumlah nama yang diduga terlibat. Yaitu, Mirwan Amir sebagai 'ketua besar', dan Ketua Komisi X DPR Mahyuddin sebagai 'Ketua'. Namun, berbeda dengan Nazaruddin, Nazaruddin justru menyebut 'ketua besar' adalah Anas Urbaningrum dan Mirwan Amir sebagai 'bos besar.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berjanji akan mendalami fakta-fakta persidangan yang dilontarkan Rosa. Kesaksian Rosa akan dijadikan sebagai bahan pengembangan penyidikan kasus yang menyita perhatian publik tersebut.
"Tentunya sama-sama kita dalami. Tidak perlu terburu-buru," kata Wakil Ketua KPK Zulkarnain di Jakarta, Selasa 17 Januari 2012.
Menurutnya KPK perlu mendalami fakta-fakta persidangan karena tak mudah menetapkan seseorang terlibat dalam suatu kasus tanpa disertai alat bukti yang kuat. Apalagi, jika orang tersebut adalah orang penting.
"Penegak hukum tidak begitu (mudah menjadikan seseorang tersangka). Kita harus mencari bukti dulu yang kuat. Apalagi, untuk orang penting," ujarnya.
Sebelumnya Mindo Rosalina Manulang menyebut sejumlah nama yang diduga terlibat. Yaitu, Mirwan Amir sebagai 'ketua besar', dan Ketua Komisi X DPR Mahyuddin sebagai 'Ketua'. Namun, berbeda dengan Nazaruddin, Nazaruddin justru menyebut 'ketua besar' adalah Anas Urbaningrum dan Mirwan Amir sebagai 'bos besar.
Sumber : VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar