"Kursi impor dari Jerman, buat apa. Buatan Indonesia banyak dan digunakan dimana-mana."
VIVAnews -- Ketua DPR RI, Marsuki Alie mengatakan, pihaknya memberikan peringatan keras terhadap Sekretariat Jenderal DPR RI terkait penggunaan anggaran yang menjadi sorotan masyarakat. Termasuk dana Rp20 miliar untuk membenahi ruang rapat Badan Anggaran (Banggar). Peringatan diberikan tertulis atas kesepakatan lima pimpinan.Ada beberapa pertimbangan mengapa peringatan keras diberikan. "Dia itukan Eselon 1A, yaitu pejabat tertinggi di DPR membawahi lembaga. Sebagai pejabat tertinggi hanya melemparkan persoalan tapi tidak ada tanggung jawab," tambah dia di Gedung DPR RI, Jumat 13 Januari 2012. "Dia selalu melempar bola tapi tidak pernah mengambil tanggung jawab terharap persoalan yang terjadi di DPR.
Contohnya, banyak SMS yang melaporkan tender yang bernuansa KKN. "Saya sampaikan terus. Tidak jelas, dan tidak serius untuk menyelesaikan masalah. Kejadian itu berulang terus, action-nya hanya menyampaikan tapi tak jelas apa langkah untuk tidak mengulang kembali," kata Marzuki.
Politisi Demokrat itu menambahkan, seharusnya Sekjen tidak gegabah menggunakan anggaran. "Kalau ada anggaran, jangan semena-mena habiskan anggaran. Padahal Eselon 1 selalu mengikuti presiden agar menghemat anggaran," kata dia.
Marzuki mengatakan, ia sudah memperingatkan, pengadaan barang seharusnya diinformasikan kepada pimpinan, khususnya Ketua DPR. "Sekjen harusnya menyampaikan apa yang substantif yang dapat membangun opini publik terhadap pimpinan. Jadi walaupun ada anggaran tak perlu semena-mena menghabiskan anggaran."
Pertimbangan ketiga adalah soal rencana pembangunan gedung baru DPR. Saat itu banyak anggota yang protes. Marzuki minta setiap keputusan BURT (badan urusan rumah tangga) selalu dilaporkan, tapi itu pun tak pernah dilaksanakan.
Sekjen, dia menambahkan, seharusnya juga tahu visi dan misi pemerintah. "Iklan setiap hari muncul ke permukaan, gunakan produk lokal, kita sepakat memperkuat ketahanan ekonomi dengan gunakan produk lokal, apa yang terjadi di ruang Banggar menyakitkan," kata dia.
Harusnya Sekjen mengingatkan konsultan agar mengarahkan, tidak gunakan produk mahal dari luar negeri. "Kursi impor dari Jerman, buat apa. Buatan Indonesia banyak dan digunakan dimana-mana. Ini menyakitkan kita semua," kata Marzuki.
Peringatan ini, dia menambahkan penting. "Kalau tidak ada hukuman, untuk apa kita sebagai orang yang memimpin lembaga ini. Sekjen bertanggung jawab ke pimpinan DPR meskipun diangkat SBY."
0 komentar:
Posting Komentar